Mohon tunggu...
Agus Suwanto
Agus Suwanto Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer

Pekerja proyek yang hanya ingin menulis di waktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Memanfaatkan Kurva-S untuk Mengejar Ketertinggalan Teknologi

11 Januari 2018   11:42 Diperbarui: 11 Januari 2018   13:00 2534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: advantagewomen.com

Bagaimana dengan Indonesia? Tentu juga punya kesempatan untuk mengejar ketertinggalan teknologi, apalagi sebenarnya banyak terdapat pribadi-pribadi yang cerdas di negeri ini.

Diprediksi, teknologi sekarang masih dalam fase maturity, yang berarti pertumbuhannya relatif datar. Ini kesempatan untuk mengejar. Indonesia hanya fokus dan berusaha untuk masuk dalam fase expansion saja, sehingga dalam dua atau tiga dekade ke depan bisa berdiri sejajar dengan negara maju lainnya.

Namun, yang perlu diingat adalah syarat-syarat untuk bisa berada dalam fase expansion tersebut harus bisa dipenuhi terlebih dahulu. Salah satu penghambat adalah sikap dan pola pikir masyarakat dan juga skala prioritas mayoritas masyarakat.

Misalnya sikap terhadap LGBT. Indonesia harus bisa menerima mereka apa adanya dan memberikan ruang bagi mereka untuk berkontribusi membangun negeri tanpa perlakuan diskriminasi. Negara-negara Eropa pada awalnya memang menolak dan mendiskriminasi serta mencoba untuk menyembuhkan kaum LGBT ini.

Namun, setelah melewati waktu yang panjang dengan berbagai penelitian dan diskusi yang dilakukan, akhirnya disimpulkan bahwa LGBT bukanlah suatu penyakit yang harus disembuhkan. Maka, sejak sekitar tiga dasawarsa lalu, negara Eropa sudah menerima keberadaan mereka dan memberikan ruang untuk turut serta berkontrubusi bagi negara.

Indonesia harus berani mengambil sikap untuk menerima kaum LGBT tanpa mengulangi proses yang pernah gagal tersebut. Ini sangat penting agar kita bisa fokus terhadap kemajuan teknologi tanpa kehilangan waktu.

Kemudian tentang pola pikir mayoritas masyarakat yang masih terjebak dan terlalu berorientasi pada kisah-kisah dogma masa lalu dari kitab suci. Misalnya saja tentang air kencing onta yang baik untuk diminum dan bisa mengobati berbagai penyakit, hanya berdasar pada 'kisah suci', tanpa melalui penilitian ilmiah yang benar, adalah penghambat bagi pola pikir untuk maju.

Prioritas mayoritas masyarakat yang masih menginginkan agama menjadi pedoman perilaku dan sekaligus hukum bagi masyarakat dan negara, membuat bangsa Indonesia kurang fokus untuk mengejar ketertinggalan teknologi. Malah terkesan masyarakat Indonesia menjadikan kejayaan agama menjadi priorotas utama.

Penutup

Sekali lagi, saat ini kemajuan teknologi sedang mengalami maturity, hal ini merupakan kesempatan baik bagi Indonesia untuk mensejajarkan diri dengan negara maju, selagi belum ada lonjakan secara significan penemuan teknologi baru. Yang diperlukan Indonesia adalah untuk segera masuk dalam fase expansion, tanpa perlu mengulangi proses yang pernah dilakukan oleh negara Eropa seperti tentang LGBT yang terbukti tidak berhasil.

Justru yang perlu diterapkan adalah contoh proses yang berhasil dilakukan, yaitu pemisahan agama dengan negara. Jadi, untuk mendukung agar fokus dalam tahap expansion ini, maka sikap sekularisme harus disosialisasikan segera, tanpa harus melewati masa-masa suram yang dialami negara-negara Eropa akibat dicampurnya agama dalam kehidupan bernegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun