Mohon tunggu...
Agus Suwanto
Agus Suwanto Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer

Pekerja proyek yang hanya ingin menulis di waktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Di Balik 'Roadshow' Raja Salman ke Negara-negara Asia

27 Februari 2017   22:19 Diperbarui: 28 Februari 2017   18:01 2489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tujuan utama dari Roadshow Raja Salman ke berbagai negara yang kabarnya menghabiskan waktu 31 hari tersebut, pada dasarnya terkait dengan program reformasi ekonomi yang diluncurkan pemerintah Arab Saudi sejak tahun 2016 lalu.

Selama ini, sekitar 85 persen penerimaan negara  berasal dari minyak. Penurunan harga minyak secara tajam memaksa pemerintah Arab Saudi memikirkan kembali strategi ekonominya.

Sekedar untuk diketahui, pada 2015, defisit anggaran Arab Saudi mencapai 366 miliar riyal atau 98 miliar dollar AS dan pada 2016 mencapai 297 miliar riyal. Untuk menambal anggaran yang bolong, mereka terpaksa berhutang untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, dimana negara itu berhasil memperoleh dana 17,5 miliar dollar AS. Pengajuan hutang kepada lembaga internasional ini merupakan yang pertama dalam 25 tahun, atau kali pertama sejak awal tahun 1990-an. (Sumber)

Dengan adanya reformasi dan transformasi ekonomi tersebut, memaksa pemerintah  Arab Saudi melakukan pemotongan subsidi, menaikan pajak, menjual aset negara, efisiensi pemerintahan, dan menaikkan investasi asing di negaranya.

Setelah dari Indonesia, sang Raja Salman akan ke Cina dan Jepang. Sang Raja tidak akan melakukan investasi di ke dua negara tersebut. Yang akan dilakukannya adalah mengundang pengusaha Cina dan Jepang untuk membawa teknologi dan uangnya melakukan investasi di tanah Arab. 

Selaini tu, sang Raja juga akan menawarkan saham Aramco (Perusahaan MinyakArab Saudi) kepada orang-orang kaya di Asia timur tersebut.

Kunjungan Raja Salman Untuk Kepentingan Ekonomi.

Kunjungan Raja Salman adalah merupakan kunjungan balasan dari Presiden Jokowi yang pernah berkunjung ke sana. Motif kunjungan Raja Salman ke berbagai negara termasuk Indonesia, yang utama adalah untuk kerjasama ekonomi.

Jadi, rencana fulus sebesar USD25 miliar itu memang bukan hutang, namun juga bukan bantuan. Uang tersebut adalah murni untuk investasi yang diharapkan memberikan imbal balik yang besar bagi Arab Saudi. 

Indonesia, dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi di tengah-tengah penurunan ekonomi dunia, memang sangat menjanjikan untuk dijadikan lahan investasi. Tidak ada makan siang gratis di sini. Yang ada adalah kesepakatan bisnis yang menguntungkan bagi kedua belah pihak

Apakah akan jadi berinvestasi di sini? Semua tergantung perhitungan bisnis. Sama sekali tidak ada hubungan dengan Indonesia yang mayoritas Islam sehingga perlu dibantu.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun