Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Lho Pakunya Pulau Jawa!

15 Desember 2022   09:31 Diperbarui: 15 Desember 2022   09:34 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lambang Kota Magelang (sumber: ppid.magelangkota.go.id)

Kota Magelang merupakan sebuah kota yang sangat tidak asing bagi kalangan militer. Keberadaan Akademi Militer di kota ini membuat siapa pun jendral di negeri ini pasti pernah merasakan dinginnya kota kecil ini. Di kota inilah mereka digodog untuk menjadi perwira tangguh di negeri ini, baik dari matra darat, laut, maupun udara.

Bagi masyarakat sipil sendiri, Kota Magelang pun bukan tempat yang asing. Jika para jendral terikat dengan Akademi Militernya, masyarakat sipil terikat dengan keberadaan Candi Borobudur. Walaupun sebenarnya letak candi tersebut terletak di Kabupaten Magelang, tapi orang tahunya di Magelang.

Sama halnya dengan kota-kota lain di Indonesia, Kota Magelang pun memiliki lambang khas. Lambang penuh arti yang menggambarkan profil kota itu sendiri. Sehingga tanpa harus melihat tulisan di bawahnya, orang akan tahu bahwa mereka berada di Kota Magelang.

Lambang Kota Magelang tahun 1906 (sumber: mblusukmen.blogspot.com)
Lambang Kota Magelang tahun 1906 (sumber: mblusukmen.blogspot.com)

Jika mengamati lambang Kota Magelang dalam sebuah perisai, kita akan menemukan ada 3 bagian penting pada lambang itu. Pertama, gambar huruf "Y" yang terbalik, kedua gambar paku besar di bagian tengah, dan ketiga gambar topi baja dan sebuah buku pada bagian bawah. Selain ketiga gambar itu, masih ada beberapa gambar lain. Namun tiga gambar ini tampaknya yang membuat Kota Magelang berbeda.

Gambar "Y" terbalik yang terdapat di tengah perisai, ternyata menggambarkan letak geografis Kota Magelang. Secara georgrafis kota ini merupakan pertemuan dari 3 kota besar, yaitu Yogyakarta (selatan), Semarang (utara), dan Purworejo (barat). Maka tidak heran jika kota ini seakan menjadi penghubung tiga wilayah ini.

Keberadaan gambar "Y" terbalik ini ternyata sangat menarik jika ditelusuri. Lambang ini telah digunakan sejak tahun 1906.saat pemerintah kolonia Hindia-Belanda berkuasa. Lambang ini muncul saat wilayah Magelang mendapat status geemente (kota otonomi terbatas/ kotaraja) dari pemerintah kolonial. Dengan status ini, maka Magelang berhak untuk membuat lambang tersendiri.

Lambang Kota Magelang tahun 1926 (sumber: mblusukmen.blogspot.com)
Lambang Kota Magelang tahun 1926 (sumber: mblusukmen.blogspot.com)

Seiring dengan perkembangan Kota Magelang pada saat itu, muncul lagi perubahan status yang diberikan pemerintah kolonial. Pada tahun 1926, Kota Magelang berubah menjadi staadsgemeente (kota otonomi penuh), dan dipimpin oleh seorang burgemeester (walikota). Perubahan ini mengharuskan pemerintah daerah untuk mengubah lagi lambang Kota Magelang. Namun satu hal yang unik, meskipun berubah lambang "Y" terbalik tetap dipertahankan oleh pemerintah daerah.

Gambar kedua yang tidak kalah menarik adalah gambar paku besar. Gambar ini merupakan representasi dari Gunung Tidar. Di mana dalam mitologi Jawa, gunung ini dianggap sebagai pusatnya Pulau Jawa. Menurut cerita mitologi Taptu Pagilaran keberadaan gunung ini dibawa para dewa dari Tanah India untuk menstabilkan Pulau Jawa yang saat itu gonjang-ganjing.

Hal paling menarik dari lambang ini adalah telah digunakan sejak masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Sebab lambang ini telah dipakai pada saat pembuatan lambang Kota Magelang pada tahun 1906. Demikan pula pada lambang yang dibuat pada tahun 1926, gambar paku besar tetap dipertahankan.

Penggunaan lambang ini memberikan satu informasi bahwa ternyata pemerintah kolonial Hindia Belanda pun menaruh perhatian dengan mitologi setempat. Buktinya mereka menggunakan gambar paku besar sebagai ikon keberadaan Kota Magelang yang diyakini berada di tengah-tengah Pulau Jawa.

Gambar ketiga berupa topi baja dan sebuah buku dapat ditebak artinya. Gambar ini mengatakan bahwa Kota Magelang identik dengan kota militer. Salah satu buktinya ada;ah keberadaan Akademi Militer, sebagai kawah candradimuka para perwira di negeri ini dari berbagai matra. Maka tidak heran jika mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, atau Pak Prabowo Subianto separuh hatinya ada di Kota Magelang.

Dari logo slogan daerah Kota Magelang ini, sedikit banyak kita mendapatkan gambaran hal-hal yang ikonik tentang Kota Magelang. Sehingga begitu melihat lambang ini, kita dapat menbayangkan apa yang ada di kota ini. Buat yang belum pernah ke Kota Magelang, rasanya perlu datang untuk membuktikannya. Suguhan wisata di sekitar Kota Magelang dijamin membuat siapa pun tidak akan merasa rugi datang ke kota ini. Seperti Nepal van Java, Ketep Pass, Candi Borobudur dan sekitarnya, Desa Sukomakmur di Kajoran, dan lain-lain. Untuk urusan penginapan, enggak usah khawatir. Tinggal pilih, dari kelas Melati sampai bintang 4 ada semuanya. Ayo, ke Magelang!

Lembah Tidar, 15 Desember 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun