Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak-anak SD Masih Membutuhkan Guru Kelas

15 Juli 2021   20:28 Diperbarui: 15 Juli 2021   21:38 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: news.detik.com

Tulisan saya dua hari yang lalu mempertanyakan masih tentang masih relevan tidak sistim guru kelas pada jenjang SD. Pertanyaan ini muncul semata-mata melihat begitu pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan saat ini. Sementar seorang guru kelas harus menguasai berbagai mata pelajaran.

Artikel itu salah satunya saya bagikan pada grup WA alumni SPG Magelang, di mana saya tergabung di dalamnya. Hampir 90% teman saya menjadi guru bahkan kepala SD di berbagai pelosok kota. Tujuan saya adalah untuk mendengar pendapat mereka akan pertanyaan saya itu.

Dari beberapa omongan saya tangkap, ternyata jawaban yang muncul jauh di luar dugaan. Jika selama ini saya merasa kasihan, ternyata mereka malah enjoy dengan posisi itu. Kekhawatiran saya tentang penguasaan beberapa mata pelajaran yang harus mereka lakukan, bukan masalah bagi mereka. Justru itu menjadi tantangan buat mereka.

Saya bayangkan, sebagai guru mata pelajaran di SMA terkadang saya pontang-panting saat memberikan materi pelajaran. Kesulitan dalam menyampaikan materi, atau memberikan pengayaan pada sebagian siswa, benar-benar menguras tenaga. Saya harus mencari referensi sebanyak-banyaknya.

Ternyata bagi teman-teman guru SD, itu bukan masalah. Mereka enjoy saja menjalaninya. Saya jadi penasaran untuk menggalinya lebih dalam. Pasti ada sesuatu di balik semua itu.

Dalam obrolan selanjutnya, dikatakan keberadaan mereka sebagai guru kelas semata-mata untuk memberikan pelayanan pada siswa dengan sebaik-baiknya. Sebab dengan posisi guru kelas, mereka dapat berhubungan dengan siswa sesering mungkin. Sehingga dapat mengikuti dan mendampingi perkembangan siswa yang diampunya. Dan mereka mampu mengenal dengan detail siswa-siswa dalam pengasuhannya.

Hal ini berbeda dengan jenjang SMP dan SMA yang menerapkan sistim guru pelajaran. Frekuensi pertemuan antara sang guru dan siswa hanya sebatas saat mengajar saja. Paling banyak 4 jam pelajaran seminggu.

Dan kalau pun seorang guru menjadi wali kelas pada salah satu kelas, pun tidak akan memadai. Secara formal sang guru hanya akan bertemu saat dia mengajar di kelas tersebut.

Rupanya alasan inilah yang diajukan. Siswa SD sangat membutuhkan perhatian khusus dalam perkembangannya. Sistim guru kelaslah yang paling tepat dalam hal ini. Sebab sebab banyak intensitas pertemuan guru dan siswa, maka akan semakin baik pembimbingannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun