Mohon tunggu...
Agus Nana Nuryana
Agus Nana Nuryana Mohon Tunggu... Guru - Pengguna

Praktisi dan Pemerhati Pendidikan di MTs Cijangkar Ciawi Tasikmalaya Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Bukan Penjara

23 Mei 2019   12:51 Diperbarui: 23 Mei 2019   13:08 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Motivasi menjadi salah satu faktor penting dalam mengikuti proses pembelajaran, kurangnya motivasi menyebabkan anak menjadi malas dalam mengikuti seluruh kegiatan di sekolah/madrasah. Motivasi akan timbul jika anak merasa perlu terhadap suatu hal sehingga mereka dengan sukarela dan penuh kesadaran akan melakukan aktifitas tersebut.

Rendahnya motivasi menyebabkan anak menjadi bosan dan jenuh ketika berada di sekolah/madrasah. Keinginan yang tidak sesuai dengan kenyataan membuat penolakan yang kuat dan bahkan bisa menjadi beban bagi mereka yang akhirnya mencari pelampiasan untuk memenuhi keinginannya walaupun terkadang harus melakukan hal yang negatif.

Lingkungan/masyarakat

Lingkungan merupakan faktor yang paling besar memberikan pengaruh terhadap anak. Keengganan masyarakat terutama lingkungan sekitar dalam membantu program sekolah/madrasah memberikan kesempatan kepada anak untuk berprilaku negatif, misalnya kalau menemukan anak berkeliaran di luar sekolah ketika sedang jam pelajaran, mereka tidak memberikan peringatan, malah justru mereka senang karena anak tersebut jajan atau main game di warnetnya.

Kepedulian masyarakat sangat diperlukan dalam upaya mencegah prilaku negatif anak, jangan sampai karena mengaharapkan keuntungan yang tak seberapa mengorbankan masa depan anak, walaupun mungkin anak tersebut bukan anak kandungnya, namun masyarakt harus punya pemahaman bahwa hal serupa juga tidak ingin menimpa terhadap anak kandungnya sendiri.

Berbagai permasalahan yang terjadi di sekolah/madrasah menyangkut perilaku anak semestinya menjadi tanggung jawab bersama semua elemen, orangtua, masyarakat, lembaga pendidikan dan pemerintah. Permasalahan ini tidak terlepas dari masih rendahnya pelayanan/kualitas pendidikan yang saat ini sedang terjadi dalam sistem pendidikan kita, hal ini menuntut semua pihak untuk bersama-sama meningkatkannya.

Memang tidak semua semua sekolah/madrasah yang ada di negara kita secara lembaga masih rendah kualitasnya, terutama sekolah/madrasah yang dikelola oleh masyarakat/swasta. Sekolah/madrasah tersebut memberikan pelayanan yang optimal kepada peserta didik sehingga mereka bisa menikmati proses pembelajaran dengan nyaman. Namun pelayanan prima yang diberikan berbanding lurus dengan biaya yang dikeluarkan oleh orang tua kepada pengelola, sehingga apa pun yang diinginkan peserta didik bisa dipenuhi dengan baik.

Apabila pengelolaan sekolah/madrasah kurang memperhatikan keinginan peserta didik, maka  mereka akan merasa bosan dan akhirnya akan berusaha untuk menghindarinya. Konsep sekolah/madrasah yang ramah anak ataupun sekolah/madrasah yang menyenangkan mungkin bisa menjadi pilihan pengelola untuk menerapkannya, konsep ini mengupayakan agar peserta didik bisa nyaman dan betah berlama-lama tinggal di sekolah/madrasah untuk mengoptimalkan proses pembelajaran.

Untuk mewujudkan sekolah menyenangkan, dituntut kesiapan stakeholder untuk memiliki komitmen menciptakannya, selain itu dukungan dari orang tua, masyarakat dan pemerintah juga diperlukan untuk mengembangkan gerakan ini. Di Indonesia saat ini sudah ada Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) yang digagas oleh pemerhati dan praktisi pendidikan yang merupakan dosen Universitas Gajah Mada (UGM) Jogyakarta.

Gerakan sekolah menyenangkan pada intinya adalah bagaimana memperlakukan peserta didik sebagai manusia yang memiliki sifat heterogen namun memiliki satu tujuan yang sama, sehingga keberadaan mereka di sekolah/madrasah merasa diakui. Semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik dicoba untuk digali dan dikembangkan secara maksimal. Membangun kesetaraan antara peserta didik dengan guru sangat diperlukan untuk membangun hubungan harmonis antar keduanya sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik.

Penulis sendiri sedang mempelajari bagaimana mengembangkan GSM ini untuk bisa diterapkan di lembaga pendidikan tempat penulis mengabdi. Untuk informasi tentang GSM bisa di dapat pada laman sekolahmenyenangkan.org atau FB: Gerakan Sekolah Menyenangkan atau melalui IG: gsm_indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun