Mohon tunggu...
Agus Netral
Agus Netral Mohon Tunggu... Administrasi - Kemajuan berasal dari ide dan gagasan

Peneliti pada YP2SD - NTB. Menulis isu kependudukan, kemiskinan, pengangguran, pariwisata dan budaya. Menyelesaikan studi di Fak. Ekonomi, Study Pembangunan Uni. Mataram HP; 081 918 401 900 https://www.kompasiana.com/agusnetral6407

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Visi Saudi 2030 dan Indonesia Emas 2045

14 November 2022   19:32 Diperbarui: 14 November 2022   19:36 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut dokumen itu pada tahun 2045 nanti Indonesia diperkirakan akan bisa meraih pendapatan per kapita sebesar USD23.199. Kalau kurs dolar terhadap rupiah waktu itu kita perkirakan sekiar 20 ribu per dolar, maka rata-rata orang Indonesia dari bayi sampai nenek-nenek tahun 2045 akan memiliki pendapatan per kapita sebesar 464 juta rupiah per tahun atau 38 juta per bulan. Sebuah keinginan yang cukup ambisius yang perlu kita aminkan.

Sedangkan untuk tahun 2022 (perkiraan Bank Dunia), PDB per kapita Indonesia masih USD4.538 atau kira-kira 68 juta rupiah per tahun atau 5,6 juta per bulan (kurs Rp.15.000). Tetapi tidak usah menunggu 2045, seandainya penghasilan 2022 ini diterima setiap bulan oleh rata-rata keluarga di Indonesia, maka betapa makmurnya.

Kenyataan tidak seperti itu, karena itu jumlah penghasilan yang dirata-ratakan.

Sedang faktanya adalah banyak keluarga yang tidak memiliki pekerjaan ataupun penghasilan. Jumlah pengangguran bulan Februari 2022 menurut angka BPS mencapai 8,4 juta orang. Sehingga dari fakta itu bisa kita bayangkan bagaimana di negeri ini kekayaan terkontrasi pada sebagian kecil orang.

Kemudian sejalan dengan pencapaian pendapatan per kapita, keinginan yang hendak dituju dari visi tahun 2045 itu adalah jumlah kelas menengah yang ditargetkan akan bertambah menjadi 223 juta orang dari jumlah penduduk 319 juta jiwa atau 70% dari jumlah penduduk. Jumlah itu akan jauh meningkat dibanding keadaan tahun 2020 dimana jumlah kelas menengah masih 85 juta dari jumlah penduduk 271 juta (31%).

Adapun kelas menengah didefinisikan sebagai penduduk dengan pendapatan lebih dari USD3.600 per tahun atau 54 juta setahun dan 4,5 juta sebulan (kurs 15 ribu).

Tingkat pendapatan per kapita serta jumlah kelas menengah yang hendak dituju itu sejalan dengan target pencapaian PDB (Produk Domestik Bruto) nominal, yang diperkirakan mencapai USD 7,4 triliun tahun 2045. Capaian ini akan membuat posisi Indonesia nanti berada pada urutan 5 besar dunia, setelah Cina (USD 40,1 triliun), AS (USD 31,1 triliun), India (USD 19,3 triliun) dan Jepang (USD 7,5 triliun). Target itu akan bisa tercapai apabila pertumbuhan ekonomi bisa rata-rata 5,7% per tahun.

Tetapi apabila iramanya hanya sekedar berjalan seperti sekarang ini (bussines as usual) maka indonesia diperkirakan akan tumbuh rata-rata 5,1% per tahun, dan target 2045 turun jadi peringkat 7 dunia.

Target PDB nominal yang ambisius dari pemerintah dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 itu, tentu saja harus disosialisasikan dengan baik kepada publik, melalui segala jalur dan jenis media. Itu karena pelaku yang akan membuat bisa tercapainya mimpi-mimpi besar itu bukan saja penyusun dari dokumen Visi Indonesia 2045. Akan tetapi dibutuhkan keterlibatan seluruh rakyat.

Dengan sosialisasi yang intens, maka akan membuat masyarakat semakin paham dengan arah dan tujuan negaranya. Ini membuat produktifitas akan semakin meningkat karena semangat kerja yang tumbuh sejalan dengan kecintaan dengan nasib bangsa dan negaranya

Akan tetapi dalam hal sosialisasi ini patut untuk disayangkan, karena sekedar website saja  dari Visi Indonesia 2045 itu tidak ada. Itu diketahui setelah dicoba melakukan penulusuran, dimana situs Indonesia Emas 2045 itu tidak ditemukan. Padahal Visi Indonesa 2045 itu didukung oleh Kementerian PPN/Bappenas. Kalah oleh sekolah PAUD yang berlokasi di ujung gang sempit, yang ternyata punya website.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun