Mohon tunggu...
Agus Netral
Agus Netral Mohon Tunggu... Administrasi - Kemajuan berasal dari ide dan gagasan

Peneliti pada YP2SD - NTB. Menulis isu kependudukan, kemiskinan, pengangguran, pariwisata dan budaya. Menyelesaikan studi di Fak. Ekonomi, Study Pembangunan Uni. Mataram HP; 081 918 401 900 https://www.kompasiana.com/agusnetral6407

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Perlunya Memfasilitasi Penyuluh KB dalam Pelaksanaan Penyuluhan Kelompok

20 Oktober 2020   08:36 Diperbarui: 21 Oktober 2020   08:12 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penyuluhan Keluarga Berencana | Property of Tribunnews.com

Melihat fakta itu, maka perlu dicari solusi agar Penyuluh KB di lini lapangan bisa efektip melaksanakan tugasnya. Hal itu karena mengandalkan kekuatan BKKBN Pusat dan provinsi dalam melakukan KIE memiliki banyak keterbatasan. 

Dalam hal ini Direktorat Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi sebagai unit kerja yang berada di bawah Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN yang selama ini menggerakkan KIE melalui media, baik above the line, through the line maupun below the line, memiliki keterbatasan dan kekurangan. Apalagi belakangan media elektronik seperti radio bahkan sekarang televisi sudah mulai ditinggal oleh pemirsanya dan beralih ke media hand phone.

Kemudian dari hasil analisis dan evaluasi yang dilakukan diketahui faktor-faktor yang membuat belum maksimalnya kinerja penyuluhan dari rekan-rekan Penyuluh KB. Adapun yang masih menyebabkan belum maksimalnya kinerja Penyuluh KB di lapangan adalah;

1. Belum adanya dukungan anggaran yang memadai bagi kegiatan penyuluhan

Kegiatan penyuluhan Bangga Kencana dilakukan melalui penyuluhan tatap muka, penyuluhan kelompok, dan penyuluhan dengan audien yang banyak (KIE massa). Lalu yang dilakukan oleh Penyuluh KB adalah penyuluhan kelompok antara 5 sampai 20 orang dalam satu tempat.

Sedangkan penyuluhan perorangan mulai agak sulit dilaksanakan karena belakangan orang merasa terganggu untuk didatangi secara khusus. Dan penyuluhan massa lebih mengarah kepada penyuluhan dengan media cetak serta elektronik.

Dan hambatan yang ada dalam pelaksanaan penyuluhan kelompok pastinya adalah belum adanya dukungan pendanaan yang memadai untuk mengumpulkan orang. Karena pada zaman ‘now’ saat ini, setiap mengumpulkan orang maka itu berarti harus ada jajan kotak dan transport. 

ahkan kalau sampai jam 12, harus ada juga makan siang. Inilah yang belum ada dukungan anggarannya, sehingga penyuluhan kelompok tidak berjalan seperti yang diharapkan.

2. Penyuluhan pada pelaksanaan Posyandu yang agak sulit

Kalau dilihat adanya dukungan anggaran transport Penyuluh ke Posyandu, maka sepertinya ada hajat dari pembiayaan itu agar penyuluh KB memberikan penyuluhan pada waktu Posyandu, yang dilaksanakan di setiap dusun di desa binaan.

Akan tetapi dari apa yang dialami dan pengamatan di rekan-rekan penyuluh lainnya, ternyata menyelenggarakan penyuluhan di Posyandu termasuk agak sulit. Adapun hambatan yang dimaksud adalah;

Posyandu bukan untuk forum pertemuan

Maksud dari ibu-ibu sasaran Posyandu untuk datang pada kegiatan Posyandu adalah untuk dilayani yaitu terkait dengan bayi dan anaknya yang diimunisasi, penimbangan berat badan anaknya, dan ibu-ibu hamil untuk memeriksa perkembangan kehamilannya. Sedangkan pertemuan memerlukan waktu khusus, karena membutuhkan persiapan dari audien untuk hadir dan mendengarkan, tersedianya fasilitas pertemuan seperti ruang dan pengeras suara, serta kesiapan dari penyuluh untuk menyampaikan materinya

Suasana Posyandu yang ribut

Posyandu dalam pelaksanaannya cukup ribut sehingga kurang kondusif untuk mengadakan pertemuan. Selain karena takut dan sakit disuntik imunisasi, untuk sekedar ditimbang saja ternyata banyak anak-anak di Posyandu yang justru takut dan ujung-ujungnya menangis. Tangis akan mengganggu karena bising. Dan tidak ada pelaksanaan Posyandu yang sepi dengan tangis anak-anak.

Ibu-ibu yang terburu-buru

Banyak ibu-ibu yang ingin pulang cepat setelah datang ke Posyandu, karena alasan ingin segera masak, mengangkat jemuran, atau mau belanja, ke sawah dan lain-lainnya. Sehingga kalau sudah anaknya ditimbang maka segeralah dia balik kanan. Sehingga tidak heran, meja 4 atau fungsi yang keempat yaitu Penyuluhan oleh Kader hampir tidak bisa terlaksana di setiap posyandu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun