Mohon tunggu...
Agus Kusdinar
Agus Kusdinar Mohon Tunggu... Wiraswasta/Content Creator/Exclusive Writer Narativ On Loc Desa Wisata/SWJ Ambassador 2023

Banyak Menulis tentang Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjalanan Menelusuri Keajaiban 5 Puncak Gunung Haruman

29 Juni 2025   16:06 Diperbarui: 29 Juni 2025   16:15 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Lokasi Camp Puncak Masigit/Dok. Pribadi

Kumpulan bebatuan yang sudah tidak utuh karena menurut informasi batu tersebut tertimpa pohon sehingga bentuknya sudah tidak asli sesuai asalnya, hanya kumpulan batu-batu yang Sebagian batu ada yang mirip kuda. Menurut mitos bahwa batu tersebut merupakan merupakan kendaraan penyebar agama islam di Garut (Gunung Haruman). Selain itu banyak cerita-cerita mistis lainnya sesuai keyakinan masyarakat setempat.

Selain melihat keadaan Batu Kuda sekarang ini kami juga mendokumentasikan berupa Foto dan Video dan membuat titik kordinat Google Map Puncak Batu Kuda, supaya bagi para pengunjung yang pertama kalinya mengunjungi Puncak Batu Kuda yang berlokasi di Gunung Haruman tidak tersesat.

2. Puncak Kenung

Foto : Puncak Kenung/Dok. Pribadi
Foto : Puncak Kenung/Dok. Pribadi
Selesai di Puncak Batu Kuda kami melanjutkan menuju Puncak Kenung yang di pandu oleh ketua pengelola yang berlokasi di bawah Puncak Batu Kuda, dan kami berjalan menuju ke bawa. Tetapi di perjalanan ada 2 orang Wanita muda yang mengaku sebagai pengunjung untuk ikut Bersama kami dengan alas an ingin tahu puncak-puncak yang kami explore yang pertama kalinya, supaya bisa mengetahui keberadaan puncak tersebut dan menjadikan sebuah momen berharga bisa mengetahui puncak tersebut.

Antara Puncak Batu Kuda dan Puncak Kenung wilayah tersebut menurut sesepuh juga ketua pengelola Gunung Haruman dan juga orang yang mengalaminya, banyak orang kesasar meskipun area tidak cukup luas, entah apa yang membuat tersesat di area tersebut, tetapi menurut mereka lebih dikaitkan dengan hal-hal yang berbau mistis.

Selanjutnya kami menuju Puncak Kenung melalui jalan setapak dengan turunan dan sedikit tanjakan yang di halangi dahan juga daun pepohonan yang menghalangi perjalanan kami juga tanah sedikt becek karena semalam turun hujan, tetapi perjalanan tersebut cukup indah dan mengesankan bagi kami.

Setelah sampai tujuan, ternyata Puncak Kenung sama halnya dengan Puncak Batu Kuda yaitu kumpulan bebatuan yang terdiri beberapa batu di bawah pepohonan yang sepertinya tidak banyak terjamah oleh manusia, dengan bukti pepohonan di sekelilingnya yang alami di keliling ranting-ranting pohon dan kami mengabadikan moment tersebut dengan sebuah foto juga video dan lainnya guna untuk dokumentasi yang di jelaskan oleh ketua pengelola tentang keberadaan batu tersebut.

3. Puncak Masigit

Foto : Puncak Masigit/Dok. Pribadi
Foto : Puncak Masigit/Dok. Pribadi
Selanjutnya kami melanjutkan perjalan menuju Puncak Masigit dengan melalui jalan pintas, sehingga kami harus membuat jalan setapak dengan menyingkirkan ranting-ranting pohon menggunakan golok yang kami bawa, yang rencana ke depannya akan dibuat jalan setapak dari Puncak Kenung ke Puncak Masigit supaya lebih cepat.

Tetapi Ketika kami membuat jalan setapak terdengar suara-suara orang juga seperti ada suara bunyi sepatu kuda, seperti halnya kuda berlari atau kuda delman dari kejauhan diperkirakan di jalan antara Puncak Batu Kuda dan Puncak Kenung, sehingga rombongan sedikit terkejut dan melirik kea rah suara tersebut yang lama kelamaan menghilang.

Suara-suara orang berbisik dan berteriak mungkin kami bisa simpulkan bahwa suara tersebut berasal dari Puncak Batu Kuda, karena di sana banyak pengunjung, tetapi suara sepatu kuda itu di luar nalar, karena tidak ada kuda di sekitaran Puncak Batu Kuda atau Gunung Haruman. Sehingga kami menyimpulkan bahwa suara sepatu kuda bukan sekedar cerita atau dongeng masyarakat sekitaran Gunung Haruman, tetapi nyata ada sesuatu hal yang di luar logika manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun