Lokasi tempat Paralayang dulu, Sebagian lahannya sekarang dijadikan perkebunan yang dikelola oleh warga sekitar, tetapi jika lokasi tersebut di jadikan area Bumi Perkemahan mungkin lebih baik, karena lokasi tersebut berupa hamparan tanah yang berbentuk lapangan yang luas, sehingga cocok bagi pemula dalam menyalurkan hobi yang ada hubungannya dengan alam pegunungan.
Setelah beristirahat melepaskan Lelah kami memutuskan pulang dengan berjalan kaki melalui jalan yang bisas dilalui oleh pengunjung menggunakan sepeda motor, supaya kami lebih mengetahui track perjalanan menuju Gunung Haruman, pulang maupun pergi.
Sekitar berjarak 1 km dengan menempuh dengan berjalan kaki 2 jam-an, kami menelusuru jalan dan masih banyak orang yang menuju Puncak Batu Kuda juga yang pulang dari Puncak Batu Kuda yang kadang di perjalanan di pandu oleh relawan dari warga sekitar, karena turunan dan tanjakan menuju puncak sangatlah terjal harus memerlukan pengalaman dan konsentrasi Ketika melewati jalan tersebut.
Perjalanan kami hampir sampai ke perkampungan dimana di sana ada jalan umum yang dilalui kendaraan yang menghubungkan antara kecamatan Kadungora, Leuwigoong dan Cibiuk tepatnya di desa Harumansari, kami mampir dulu ke tempat mata air Ciharuman, yang merupakan mata air yang di gunakaa oleh masyarakat sekitar yang berada di kaki Gunung Haruman melalui talang air menuju rumah-rumah penduduk sekitar dan nama tersebut sesuai dengan nama Ciharuman yang diambil dari nama Gunung yaitu Gunung Haruman.Â
Perjalanan kami selesai hari minggu tanggal 22 Juni di sore hari, yang bisa kami simpulkan bahwa dalam penelusuran 5 puncak di Gunung Haruman, Puncak Batu Kuda paling popular dengan bukti para pengunjung rata-rata menuju puncak batu kuda, karena keberadaan Puncak Batu Kuda terdapat sebuah batu yang berbentu seperti Kuda yang sekarang bentuknya tidak utuh, tetapi banyak cerita yang mengisahkan puncak tersebut sehingga menjadikan daya tarik wisata.
Selain Puncak Batu Kuda ada 4 puncak lainnya yang belum dikenal oleh masyarakat, hanya orang-orang tertentulah yang mengetahuinya, sehingga kami ingin memperkenalkan puncak tersebut supaya area tersebut menjadi lestari sebelum terlindas zaman, dan akhirnya puncak-puncak yang berada di Gunung Haruman hanyalah cerita yang diceritakan temurun tanpa bukti nyata bahwa Gunung Haruman merupakan Gunung prasejarah sesuai penelitian ilmuwan sebelumnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI