Gaji Numpang Lewat & Jebakan FOMO? Ini 7 Strategi Konkret Mengatur Keuangan Bulanan
Gaji bulanan adalah sumber penghasilan utama bagi banyak pekerja muda, namun sering kali ia terasa seperti tamu yang hanya mampir sebentar di rekening. Begitu tanggal gajian tiba, uang masuk, tapi beberapa hari kemudian sudah habis untuk berbagai pengeluaran, bahkan sebelum pertengahan bulan. Fenomena ini diperparah oleh tekanan sosial dan digital, di mana kita merasa harus selalu mengikuti dan tidak mau kalah dengan gaya hidup orang lain, sebuah perilaku yang dikenal sebagai FOMO (Fear of Missing Out). Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa menjerumuskan kita ke dalam siklus utang dan ketidakpastian finansial.
Lalu, bagaimana cara mensiasati keuangan bulanan tanpa terkena sindrom FOMO?
Berikut adalah 7 strategi atur keuangan bulanan bisa tidak terjebak FOMO :
Buat Rencana Anggaran Awal Bulan (The Power of Budgeting)
Langkah pertama yang paling fundamental adalah memiliki anggaran yang jelas. Banyak orang menghindari budgeting karena dianggap merepotkan, padahal inilah kompas keuangan kita. Begitu gaji masuk, alokasikan dana sesuai kebutuhan. Kita bisa memakai metode sederhana seperti 50/30/20, yaitu:
- 50% untuk kebutuhan pokok (sewa/cicilan, makan, transportasi, tagihan listrik, internet).
- 30% untuk keinginan (wants) seperti hiburan, shopping, atau hangout.
- 20% untuk tabungan dan investasi.
Contoh kasus: Seorang pekerja dengan gaji bersih Rp 7 juta per bulan.
- Kebutuhan Pokok (50%): Rp 3,5 juta
- Keinginan (30%): Rp 2,1 juta
- Tabungan/Investasi (20%): Rp 1,4 juta
Disiplinlah mengikuti alokasi ini. Jika di tengah bulan ada keinginan yang melebihi alokasi 30%, kita harus menunda atau mencari alternatif yang lebih murah.