Saya sering tersenyum membayangkan: mungkin, kalau karedok lahir hari ini, ia akan dijual mahal di kafe dengan nama baru Green Bean Salad with Spicy Peanuts Sauce and Basil Leaf. Tapi di kampung, ia tetaplah karedok kacang panjang, sederhana tapi penuh makna.
Aroma Pulang
Setiap kali saya pulang, ada aroma yang membuat saya betah duduk di dapur: bau tanah basah dari kebun, wangi kemangi dari ulekan ibu, dan suara gemerisik daun di luar jendela. Semua itu berpadu menjadi melodi kecil yang tak bisa dicari di kota mana pun.
Kacang panjang memang sayuran biasa, tapi ia mampu mengikat kenangan luar biasa: tentang masa kecil, tentang sawah yang menguning, dan tentang tangan ibu yang tak pernah lelah menyiapkan makanan untuk anak-anaknya.
Di piring ayakan anyaman bambu itu, saya belajar satu hal sederhana: bahwa panjangnya hidup bukan diukur dari waktu yang kita punya, tapi dari rasa yang sempat kita nikmati dengan sepenuh hati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI