Bayangkan bila dua sikap itu: sugar coating dan crab mentality hidup berdampingan dalam satu ruang kerja.
Yang satu sibuk memoles kata agar tampak manis di depan pimpinan, yang lain sibuk menahan agar rekan sejawat tak melangkah terlalu jauh.
Hasilnya bisa ditebak: organisasi yang penuh intrik, miskin inovasi, dan rapuh kepercayaannya.
Kita sering lupa bahwa dunia kerja bukan hanya tempat mencari nafkah, melainkan juga ruang tumbuh bagi karakter.
Jika lingkungan kerja diwarnai saling menjatuhkan atau saling menjilat, maka yang lahir bukanlah tim yang solid, melainkan kumpulan individu yang lelah berpura-pura.
Kembali pada Etika dan Integritas
Kita tentu boleh membangun citra baik di tempat kerja. Itu bagian dari profesionalisme.
Namun citra yang dibangun dengan ketulusan akan terasa berbeda dengan yang lahir dari kepura-puraan.
Etika kerja sejati tidak diukur dari seberapa sering kita memuji atasan, tapi seberapa tulus kita menjaga keadilan dan kejujuran dalam setiap tindakan.
Menjadi sopan bukan berarti harus menutupi kebenaran.
Menghormati pimpinan bukan berarti memanipulasi informasi.
Selanjutnya jika diberi peran sebagai penyambung lidah atau perantara komunikasi, gunakan dengan bijak. Sampaikan yang benar, bukan yang menyenangkan.
Mungkin di dunia kerja modern yang serba cepat ini, kejujuran terdengar kuno. Tapi justru nilai-nilai lama itulah yang menjadi jangkar di tengah perubahan yang begitu cepat.
Karena ketika kejujuran hilang, profesionalisme tinggal slogan.
Penutup: Refleksi untuk Generasi Pekerja
Baik crab mentality maupun sugar coating adalah dua wajah baru dari penyakit lama: rasa takut tertinggal dan keinginan berlebihan untuk diakui.
Keduanya bisa muncul di mana pun: di kantor swasta, lembaga publik, bahkan organisasi sosial.
Namun yang membuat perbedaan bukanlah jabatan, melainkan cara seseorang memegang nilai.
Kita boleh berambisi, tapi jangan kehilangan etika.
Kita boleh pandai berkata, tapi jangan kehilangan nurani.
Sebab pada akhirnya, orang yang benar-benar dihormati bukan yang paling pandai mengambil hati atasan, melainkan yang paling tulus menjaga hati nurani.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI