2. Membangun citra sebagai negara independen yang berani menyuarakan kebenaran, bahkan melawan kekuatan besar.
3. Meningkatkan bargaining power atau daya tawar di percaturan global. Dalam jangka panjang, reputasi baik adalah mata uang diplomasi yang berharga.
Penutup
Pada akhirnya, konflik ini adalah tabrakan antara dua jenis kekuatan. Di satu sisi, kekuatan keras (hard power) AS dan Israel: senjata, veto, dan uang. Di sisi lain, kekuatan lunak (soft power) mayoritas dunia: legitimasi, opini publik, dan hukum internasional.
Pertarungan ini tidak akan dimenangkan dengan pertempuran dramatis, tapi melalui perang attrition (pengikisan) yang lambat. Setiap pidato, setiap resolusi, setiap pengakuan, adalah tetesan air yang mengikis batu kekuasaan. AS dan Israel mungkin masih memegang palu godam, tetapi dunia terus-menerus mempertanyakan hak moral mereka untuk menggunakannya. Selanjutnya dalam jangka panjang, sejarah seringkali berpihak pada yang memiliki legitimasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI