Jika keduanya bersatu, energi dan kebijaksanaan akan melahirkan perubahan yang membawa kemajuan.
Namun jika keduanya saling bertabrakan, yang terjadi hanyalah kekacauan dan kehancuran.
Di sinilah peran penting generasi tua.
Kita bukan hanya saksi, tetapi penuntun.
Bukan dengan mengendalikan secara paksa, melainkan dengan mengayomi sambil memberi ruang bagi Gen Z untuk berkembang.
Kebijaksanaan itu mirip seorang pemancing yang sabar:
- Kadang menarik tali dengan lembut,
- Kadang melepas sedikit agar ikan tidak putus,
- Hingga akhirnya ikan itu bisa ditarik ke darat tanpa melukai kedua belah pihak.
Menghadapi Era Digital yang Kompleks
Di era digital, tantangan semakin rumit.
Gerakan sosial kini tidak lagi lahir di alun-alun atau kampus, tetapi di ruang virtual.
Narasi bisa viral dalam hitungan menit, entah benar atau salah.
Di sinilah risiko terbesar: energi Gen Z yang besar bisa diperalat oleh Sengkuni digital dalang yang menyebar kebohongan dan kebencian.
Generasi tua perlu melek digital, bukan sekadar menjadi penonton.
Kita harus belajar memahami platform, algoritma, dan dinamika yang membentuk pikiran anak muda.
Tanpa itu, kita hanya akan seperti getas harupateun yang patah oleh badai teknologi.
Penutup: Memilih Jalan Bijak
Di tengah gejolak zaman, kita semua dihadapkan pada pilihan: