Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Membangun Rumah Tanpa KPR: Jalan Lain yang Saya Tempuh Setelah Gagal Mengajukan Kredit

16 Juni 2025   04:05 Diperbarui: 16 Juni 2025   04:15 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah subsidi. Rumah-rumah seperti ini umumnya ditawarkan melalui skema KPR bersubsidi (Sumber: Dok. BP Tapera via Kompas.com)

Pendahuluan

Beberapa waktu lalu saya pernah menulis tentang filosofi ngarinyuh, sebuah nilai kearifan lokal dari masyarakat Sunda yang mengajarkan untuk membangun rumah sedikit demi sedikit, bertahap, sesuai kemampuan. Tulisan itu berjudul "Ngarinyuh: Filosofi Membangun Rumah dari Nol, Warisan Bijak untuk Generasi Milenial" dan ternyata mendapat sambutan hangat dari pembaca.

Namun kali ini saya ingin berbagi kisah dari sisi yang lebih realistis dan personal. Tentang bagaimana saya pernah gagal mengajukan KPR, dan mengapa saya tidak menyesal sama sekali atas kegagalan tersebut. Bahkan saya merasa bersyukur, karena dari situ saya bisa melihat bahwa memiliki rumah tanpa utang bisa menjadi jalan yang lebih damai, meskipun tidak mudah.

Gagal KPR, Awal dari Keputusan Besar

Saya termasuk orang yang pada awalnya percaya bahwa KPR (Kredit Pemilikan Rumah) adalah satu-satunya cara untuk memiliki rumah. Saya mengikuti prosedurnya: menyiapkan dokumen, mengecek BI checking, bahkan sudah sempat survei lokasi. Tapi entah karena faktor teknis atau penilaian dari pihak bank, pengajuan saya tidak disetujui.

Sekilas terasa mengecewakan. Tapi setelah saya renungi, kegagalan itu membuka mata saya terhadap banyak hal yang sebelumnya tak terlalu saya pikirkan.

Mengapa Saya Ragu Mengambil KPR

Setelah gagal mengajukan, saya mulai menimbang-nimbang. Apakah memang saya benar-benar butuh KPR? Atau selama ini saya hanya mengikuti arus? Berikut beberapa pertimbangan yang membuat saya akhirnya memutuskan untuk tidak mengejar KPR lagi:

1. Utang Puluhan Tahun yang Melelahkan

Bayangkan memiliki utang selama 15-25 tahun, bahkan lebih. Setiap bulan harus menyisihkan sebagian besar penghasilan hanya untuk cicilan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun