Berdasarkan Kisah Nyata
Cerita ini berkisah tentang gejolak rumah tangga yang dialami temanku kuliah. Agar tidak ada pihak yang dirugikan, saya sudah meminta ijin dan beliau juga sudah memberikan ijin untuk kisahnya di tulis. Untuk melindungi privasinya sengaja nama dan lokasi kejadian saya samarkan.
Dia menceritakan bahwa awal menjalin hubungan dengan pacarnya dan berlanjut menjadi istrinya, semuanya berjalan normal seperti keluarga pada umumnya.Â
Bahkan ketika Parto di karunia seorang anak laki-laki, hasil pernikahannya dengan Wati semua terasa sempurna. Parto sendiri bekerja sebagai tenaga medis di Puskesmas dan Wati adalah seorang perawat sebuah Rumah Sakit di Kota Anggrek.
Bencana itu dimulai dari adanya isu yang kurang sedap tentang perselingkuhan istrinya dengan teman perawat satu rumah sakit. Tapi Parto bukanlah pria yang mudah diprovokasi dengan isu yang tidak jelas sumbernya, dia tetap percaya bahwa Wati adalah istri yang baik.Â
Sampai suatu saat dia merasa ada yang aneh dengan sikap Wati, setiap diajak berhubungan suami istri dia selalu menolak dan jika dia bersedia seakan-akan sudah tidak ada gairah lagi.Â
Tidak berhenti di situ jadwal kerja yang biasanya rutin di rolling tiap minggu, bisa berubah secara mendadak, hal lain yang berubah adalah perhatian kepada anak dan suami berkurang drastis, dia lebih sering memegang HP nya dan bersolek di depan cermin.
Supaya segera clear dan tidak berlarut-larut dia ingin menyelidiki sendiri kebenaran dari gosip yang selama ini berkembang. Dia memantau istrinya dari kejauhan, waktu itu Wati ijin masuk kerja shift malam.Â
Dengan mengendap-endap dia melihat istrinya masuk suatu ruangan yang agak sepi di rumah sakit, dan betapa terkejutnya Parto ternyata diruangan itu ada Eko yang sudah menunggu.Â
Mereka berdua melakukan hubungan dewasa yang tidak semestinya dilakukan, dengan hati yang hancur Parto merekam kejadian perselingkuhan yang dilakukan istrinya tersebut.
Keesokan harinya betapa terkejutnya Wati karena kedua orang tuanya, sudah berada di rumahnya. Dia bertanya kepada Parto, mengapa orang tuanya ada di situ, Tapi Parto tidak menjawab dan meminta Wati untuk duduk.