Mohon tunggu...
Agus Arwani
Agus Arwani Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Membaca adalah petualangan tanpa batas yang dijalani dalam diam, menulis adalah ekspresi jiwa yang tercurah dalam kata. Keduanya membentang jembatan antara imajinasi dan realitas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Masjid ke Media Sosial: Evaluasi Komunikasi Idul Fitri

15 April 2024   07:00 Diperbarui: 15 April 2024   07:14 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.gramedia.com/literasi/bentuk-perubahan-sosial/

Dari Masjid ke Media Sosial: Evolusi Komunikasi Idul Fitri

Idul Fitri, yang dikenal sebagai Hari Raya umat Islam, telah mengalami transformasi komunikasi yang signifikan seiring berjalannya waktu. Dari pertemuan tatap muka di masjid hingga ucapan selamat yang tersebar luas di media sosial, cara kita berkomunikasi selama Lebaran mengalami perubahan yang mencerminkan perkembangan teknologi dan pergeseran sosial.

Tradisi Idul Fitri yang paling khas, yakni berkumpul di masjid untuk shalat berjamaah, merupakan puncak dari bulan suci Ramadan. Ini adalah saat di mana umat Islam berbondong-bondong ke masjid untuk bersama-sama melakukan ibadah sebagai tanda kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Komunikasi di sini adalah langsung dan intensif, melibatkan interaksi sosial dan spiritual yang mendalam.

Namun, dengan munculnya media sosial, dinamika komunikasi Idul Fitri telah berubah. Media sosial memungkinkan pesan menjadi lebih luas dan inklusif. Orang-orang yang terpisah jarak geografis kini bisa berbagi kebahagiaan dan ucapan selamat secara virtual. Platform seperti WhatsApp, Facebook, dan Instagram menjadi sarana baru bagi masyarakat untuk menyampaikan pesan-pesan spiritual dan keakraban, yang dulunya dilakukan secara langsung.

Perubahan ini bukan tanpa tantangan. Meskipun media sosial memperluas jangkauan kita, ia juga bisa mengurangi kedalaman interaksi. Ucapan yang disampaikan melalui teks atau gambar seringkali tidak dapat menyampaikan nuansa emosi dan kedekatan yang sama seperti pertemuan langsung. Di sisi lain, media sosial memperkaya cara kita berbagi dengan memungkinkan kreasi konten yang kreatif dan pribadi, dari video ucapan hingga kartu elektronik yang dirancang secara unik.

Tantangan lainnya adalah penyebaran informasi yang salah atau hoax yang seringkali muncul selama periode penting seperti Idul Fitri. Ini menimbulkan kebutuhan akan literasi digital yang lebih baik di kalangan pengguna agar dapat memilah dan memilih informasi yang benar dan menghindari penyebaran berita palsu.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial telah membawa komunitas lebih dekat dalam banyak hal. Untuk mereka yang tidak dapat kembali ke kampung halaman, media sosial memberikan rasa kebersamaan dan partisipasi dalam perayaan yang mungkin sebelumnya tidak mungkin. Hal ini menunjukkan adaptasi dan fleksibilitas umat manusia dalam menghadapi perubahan, mempertahankan tradisi sambil merangkul teknologi baru.

Evolusi komunikasi ini menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan antara interaksi langsung dan digital. Masing-masing memiliki tempatnya, dan jika digunakan dengan bijak, dapat saling melengkapi untuk meningkatkan esensi dari Idul Fitri itu sendiri --- refleksi, perayaan, dan solidaritas umat manusia.

Dalam semarak perayaan Idul Fitri yang kaya dengan tradisi dan kebersamaan, kita menyaksikan bagaimana teknologi membentuk ulang cara kita berkomunikasi dan bersosialisasi. Media sosial, meski hadir dengan rangkaian tantangannya, telah memperkaya pengalaman kita dalam merayakan hari kemenangan ini. Kita diingatkan akan kekuatan adaptasi dan inovasi yang dapat mempertahankan kehangatan dan makna dari perayaan yang sangat penting ini. Sebagai umat manusia, kita terus belajar untuk menggabungkan yang terbaik dari dua dunia: tradisi yang mendalam dan inovasi yang tak terbatas, demi menjaga nilai-nilai komunal sekaligus menerjang batasan-batasan baru. Di tengah evolusi komunikasi ini, mari kita pertahankan esensi dari Idul Fitri tidak hanya sebagai sebuah peristiwa, tapi sebagai sebuah perjalanan yang memperkaya, menginspirasi, dan mempersatukan kita, di manapun kita berada.

Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun