Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat untuk Ahok yang Kontroversial

8 Juni 2016   14:09 Diperbarui: 8 Juni 2016   14:13 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahok, Tokoh penuh kontroversial, merakyat dan mengubah paradigma akan kekuasaan. sumber : www.megapolitan.kompas.com

Ide gila, selalu keluar dari orang yang gila juga, begitulah adanya realita yang dipertontonkan oleh seorang Ahok kepada publik di negeri ini. Dengan ide-ide gila itu, gaungnya Ahok tidak hanya terdengar di Indonesia, tapi sampai ke seluruh penjuru dunia. Yah, Ahok mampu menyihir publik dengan segala tindak-tanduknya, segala perkataannya mampu menyita publik, hingga menjadi konsumsi berita yang menghebohkan. Bahkan kalimat ataupun gerak-geriknya menjadi santapan publik, dan menjadi bahan yang dipelintir oleh media-media abal-abal untuk menaikkan rating mereka, tanpa memperdulikan konsekuensi yang ditimbulkan akibat pemberitaan yang tidak benar tersebut.

Nama Ahok dan segudang prestasinya telah mengguncang sejagad raya, pro-kontra menjadi hal yang sangat biasa ketika Ahok berkuasa. Prestasi memimpin rakyat yang mayoritas muslim walau kenyataan masih banyak kelompok masyarakat yang syahwat naifnya merasa lebih baik dari seorang Ahok yang minoritas dan tidak menghargai  KEBHINEKAAN TUNGGAL IKA, menutup mata dan tidak menghendaki seorang Ahok memimpin DKI. AD, RS, HJL, hingga FPI selalu punya nafsu lebih untuk merongrong Ahok dari DKI-1, dan ingin agar seorang Ahok ditangkap dan diceploskan ke KPK, padahal lembaga anti rasuah tersebut belum, bahkan tidak menemukan apa yang dituduhkan pada Ahok.

Namun bukan Ahoklah namanya jika menyerah oleh keadaan itu, meminjam filosofi mendiang Muhammad Ali, “Terbang bagai kupu-kupu, menyengat bagaikan lebah” begitulah trik Ahok menghadapi para pembenci-pembenci dirinya. Semuanya mati kutu mendengar jawaban-jawaban santai, tapi menyengat dan bikin kuping para Haters Ahok panas tak ketulungan. Aksi konser “tangkap Ahok” yang gagal, menanggapi itu Ahok dengan santai menantan AD, “Ya tangkap saja. Gitu kan? Emang aku burung”, kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, (Kamis, 2/6).

Kontroversial Ahok telah mendunia, mendapatkan pengakuan dari berbagai media dunia Internasional, ibarat petikan lirik lagu “Anak Medan” yang begitu populer, “Biar kambing di kampung sendiri, tapi banteng diperantauan”, seperti itulah prestasi yang disematkan oleh orang-orang yang masih berpikir logis atas kinerja Ahok. Para haters Ahok menutup mata akan semua prestasinya, tetapi bagi dunia luar mendapat pengakuan yang luar biasa, walau berbau kontroversial, berikut aksi kontroversial Ahok yang mendapat perhatian publik;

Pertama, majalah The New York Times yang terbit tanggal 5 Juni 2016, media ternama di Amerika Serikat dengan oplah penjualan terbanyak nomor dua menerbitkan berita tentang Ahok di halaman A10 dengan judul, “Run by Jakarta Governor Up ends Indonesia’s Party Politics.” Yang mengulas perjalanan Ahok yang berani melawan dominasi partai politik sebagai kendaraan politik. Mulai keluar dari partai yang membesarkan namanya, partai Gerindra, hingga tekad bulatnya untuk maju sebagai calon Gubernur DKI lewat jalur independen. Membongkar kebiasaan buruk partai politik yang meminta mahar kepada calon yang diusung, yang disebut dengan politik oligarki yang disinyalir awal merebaknya aksi korupsi yang dilakukan oleh para birokrat di negeri ini. Aksi yang disebut dengan membayar “utang mahar”, menjadikan kekuasaan yang ditempati menjadi ladang korupsi. Pilihan Ahok maju lewat jalur Independen telah mengguncang sistem politik di Indonesia dan membuat pamor partai politik seperti tidak ada taringnya lagi.

Belum lagi kemampuan Ahok dalam merebut hati para anak muda untuk berkreasi dan berinovasi, warga kelas menengah kebawah dengan kedekatan dan kebijakan-kebijakannya yang tepat sasaran. Yang membuat The New York Times bangga adalah gaya kepemimpinan Ahok yang galak ke atas, tetapi lembut ke bawah, melawan arus yang selama ini sudah mendarah daging di pemerintahan kita, dimana kepala daerah berkolaborasi dengan para wakil rakyat untuk saling bersinergi menghabiskan kue anggaran, walau tidak tepat sasaran. Kali ini Ahok tampil beda, dimana dia berani melawan para tikus-tikus koruptor. Kebijakan membangun MRT, pemberian kesejahteraan bagi penyapu jalanan (pasukan orange), dan subsidi pemerintah untuk pelayanan kesehatan dan pendidikan lewat ‘kartu pintar”. Ahok memang menjadi alternatif pilihan akibat dari sistem politik di Indonesia yang sudah memuakkan ini.

Kedua, menjadi Man of the year versi majalah Globe Asia. Ahok dengan semua kontroversialnya dan kemampuannya memajukan DKI Jakarta menjadi berubah seperti sekarang tidak lepas dari tangan dinginnya. Berani menegakkan aturan, terutama kasus Kalijodo yang menyita perhatian dan tidak mau disetir-setir pihak lain mejadikan Ahok sempurna di mata media asing bernama Globe Asia. Belum lagi pernyataan kontroversialnya, “Bila ada seorang pemimpin yang lebih baik dari saya, berani terbuka, jujur, dan secara nyata membangun wilayah DKI Jakarta ke arah yang positif, melindungi uang rakyat dan uang negara dari kepentingan pribadi maupun kelompok, bila ada yang lebih baik, maka saya akan bersedia mundur.” Ini menandakan Ahok bukanlah manusia yang gila akan kekuasaan. Dia sadar betul bahwa kekuasaan yang dia pegang adalah amanah rakyat dan bekerja untuk rakyat, bukan malah bersenang-senang atau berfoya-foya memakani uang rakyat itu. Terbukti juga, jika prosesnya untuk melaju lewat jalur independen dipersulit oleh KPU maupun para wakil-wakil rakyat yang memang tidak suka karena tidak mau diajak kong-kalikong, maka Ahok dengan lantangnya akan mundur dari penjaringan calon Gubernur DKI tahun 2017. Namun untuk menghargai kerja keras #TemanAhok, Ahok tetap pada prinsipnya tidak akan mengemis kepada partai politik dan masuk jeratan “Petugas Partai” seperti yang dialami oleh pak Jokowi. Ahok akan berjuang bersama #TemanAhok dengan perjuangan 1 juta KTP, syarat maju lewat jalur independen.

Ketiga, kontroversi Ahok yang melarang kalau ada guru yang memaksa muridnya memakai jilbab, khususnya di sekolah-sekolah negeri. Pernyataan ini tanpa dicerna oleh kuping yang mendengarnya langsung kebakaran jenggot, emosi dan mengutuk seorang Ahok. Padahal niat pak Ahok itu benar loh, karena ada beberapa alasan kenapa koh Ahok berkata demikian. Pertama, kalau guru mau buat siswa pake jilbab, jangan dipaksa, tapi dikasih tausiah (pengertian), harus dari kesadaran siswa itu sendiri. Kedua, jilbab bukanlah hanya pakaian khas muslimah, Kristen dan Katolik juga sudah banyak memakai jilbab sewaktu ke Gereja yang disebut dengan Mantila (kerudunya yang dipakai oleh Bunda Maria, ibu Yesus atau Nabi Isa). Bahkan Suster-Suster Katolik diwajibkan menggunakan sejenis jilbab (kerudung) dalam keseharian mereka. Ketiga, pemaksaan pemakaian jilbab dikalangan anak-anak sekolah malah mengakibatkan pelecehan, ini bisa diamini sebab saya banyak melihat siswa SMA memakai jilbab, tetapi pakaian sekolahnya sangat ketat, sepulang sekolah berani membuka jilbab yang sudah dipakainya. Yang benar itu, seharusnya rok pendek itu tidak diperkenankan dikalangan SMA, seharusnya semua siswi pakaian roknya harus sampai ke bawah ujung kaki.

Keempat, ini mungkin kontroversi yang berbuah manis. Dimana Ahok dengan tegas membuat aturan bagi pegawai PNS di lingkungan Pemprovsu DKI Jakarta yang sangat mengenakkan. Ahok membuat aturan tegas, tetapi nikmat “Pulang Kerja PNS jam 14.00 Wib”, itulah aturan yang membuat para PNS senang, walau mau tidak mau harus masuk kerja jam 07.00 Wib, agar TKD tidak dipotong, itu bukanlah sebuah beban, karena jam pulangnya juga cepat. Gaji PNS di Jakarta pastilah membuat daerah lain ngiler, bayangkan jumlah gaji dan tunjangan yang diberikan Ahok sungguh signifikan naiknya. Untuk PNS staf biasa saja menerima gaji Rp 10 juta. Untuk tingkat lurah Rp 30 juta. Bagaimana dengan kepala dinas dan wali kota? Mereka dapat mengantongi Rp 100 juta setiap bulannya.

Inilah sekelumit kontroversi Ahok yang membuat warga senang, tetapi para pejabat-pejabat yang berhati koruptor dan bermental ndoro merana, karena dipaksa bekerja dan bekerja untuk mencapai target yang diinginkan oleh Ahok. Sudah banyak korban berjatuhan akibat kebijakan-kebijakan Ahok dan akibat kesetiaan Ahok pada amanah yang dia emban. Permainan reklamasi teluk Jakarta adalah contoh lain dari keteguhan hati Ahok demi rakyat kecil, karena tidak mau mengubah yang sudah ditetapkan, maka terbukalah borok yang coba ditutup-tutupi oleh pejabat yang katanya mewakili hati nurani rakyat.

Selamat buat koh Ahok yang banyak membuat kontroversial, tokoh paling kontroversial di Indonesia. Semoga bermanfaat!  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun