Genap sepuluh hari sudah Pak Prabowo selaku Presiden Republik Indonesia ke-8 memberikan pidato berapi-api dan penuh emosional pada Puncak Hari Guru Nasional 2024, yang diadakan pada 28 November 2024 di Velodrome Rawamangun, Jakarta.
Pidato sambutannya sangat menggugah, penuh semangat, dan penuh emosional di genderangkan oleh Pak Prabowo di depan para menteri dan para guru, serta tamu undangan.
Tampak wajah serius Pak Presiden yang bercerita bahwa beliau lebih mementingkan untuk menghadiri Puncak Peringatan Hari Guru Nasional ketimbang menerima undangan negara tetangga dari negeri Jiran Malaysia yang juga merayakan hari kemerdekaan di waktu yang bersamaan.
Karena bagi Presiden Prabowo, guru adalah kunci kebangkitan bangsa Indonesia, Guru bagi kita semua adalah tonggak berdirinya sebuah negara. Negara yang berhasil, adalah negara yang pendidikannya maju. Negara hanya bisa makmur, dikala negara itu berhasil memakmurkan kesejahteraan Guru, begitulah pidato beliau yang berapi-api.
Sebagai bentuk ucapan terima kasih beliau, beliau berkata dengan jelas bahwa fokus utama beliau ketika menerima mandat adalah Perbaikan Sektor Pendidikan.
Baca Juga: Peran Ikrar Sumpah Pemuda dalam Manajemen Pendidikan
Penuh semangat dalam pidatonya yang saya putar berkali-kali, sehingga tidak salah dalam penulisan di blog, beliau menekankan Peningkatan Kesejahteraan Guru, baik itu Guru ASN, PNS, P3K dan Non -- ASN.
Point pertama yang masih menjadi perdebatan sampai sekarang adalah pernyataan Presiden Prabowo bahwa Guru ASN berstatus PNS akan mendapatkan kenaikan gaji satu kali gaji pokok sesuai dengan golongan masing-masing.
Sementara Guru Non -- ASN, nilai tunjangan profesinya akan naik dari 1,5 juta Rupiah menjadi 2 Juta Rupiah per bulan.
Peningkatan Kualitas dan Kesejahteraan Guru
Selain peningkatan kesejahteraan Guru yang digadang-gadang oleh Presiden Prabowo, juga peningkatan kualitas guru sehingga menjadi guru-guru yang lebih profesional, serta tangguh dalam menghadapi murid yang beragam karakter dan latar belakang sosial serta emosionalnya.
Guru diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam pembangunan manusia Indonesia yang lebih baik lagi dalam menghadapi era globalisasi serta peningkatan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini.
Selain meningkatkan kesejahteraan Guru, Presiden Prabowo juga menjelaskan komitmen mereka dalam mewujudkan pendidikan yang merata, dimana dalam sepanjang sejarah republik ini, APBN tahun 2025 nanti adalah anggaran pendidikan paling tinggi yang peruntukannya, selain untuk makan siang bergizi gratis bagi peserta didik, juga telah mengalokasikan dana sebesar 17,15 triliun rupiah untuk melakukan rehabilitasi, perbaikan, dan renovasi 10.440 sekolah negeri dan swasta.
Dana tersebut nantinya akan dikirimkan langsung secara cash transfer dan dananya di kelola secara swakelola dengan cara membangun secara gotong-royong, sehingga dana itu bisa bermanfaat bagi desa atau kecamatan, karena bahan bangunannya di beli dari daerah tersebut dan pekerjanya juga dari daerah tersebut.
Baca Juga:Â Urgensi Manajemen Pendidikan Berbasis Karakter
Masih Terjadi Mispersepsi Kenaikan Gaji
Ternyata tangisan Presiden Prabowo berbeda dengan tangisan Guru-Guru yang terharu dengan pidato dan semangat Pak Prabowo kala mengumumkan kenaikan gaji Guru ASN maupun Non -- ASN tersebut.
Sampai sekarang masih ada kesimpang siuran saat mencerna informasi kenaikan gaji Guru Rp. 2 juta, karena tidak sesuai harapan dengan kenyataan, dimana banyak entitas guru merasa di prank.
Mengapa merasa di prank? Pertama karena gaji guru Aparatur Sipil Negara (ASN) akan mengalami kenaikan sebesar satu kali gaji pokok. Misalnya, jika gaji pokok seorang guru ASN adalah Rp. 3 juta, maka total gaji yang akan diterima menjadi Rp.6 juta per bulan.
Apakah pemerintah lewat Kementerian Keuangan mampu mewujudkannya? Kalau menurut logika berpikir saya, ini tidak akan mungkin terjadi, mengingat terbatasnya aloaksi anggaran dan pendapatan negara tidak mungkin dihabiskan hanya untuk menggaji dua kali lipat Guru di Indonesia.
Sementara sektor lain pastinya masih butuh perhatian dan anggaran belanja negara yang tidak sedikit.
Belum lagi anggaran untuk makan siang sehat gratis yang anggarannya juga sudah di revisi, dari Rp. 13 ribu menjadi Rp. 10 ribu saja. Belum lagi rehab atau bangun gedung sekolah baru untuk pemerataan pendidikan.
Tidak mungkin kan anggaran pendidikan yang dialokasikan APBN 2025 sebanyak Rp. 724,3 triliun dihabiskan untuk menangalangi dua kali lipat gaji guru.
Jadi, yang realistis adalah penambahan satu kali gaji pokok. Sementara untuk Guru non-ASN yang telah bersertifikasi akan mendapatkan tunjangan profesi sebesar Rp 2 juta per bulan. Namun, ini tidak sama dengan kenaikan gaji dua kali lipat.
Memang saya yakin ada niat mulia dari Pak Presiden Prabowo untuk mensejahterakan guru se-sejahtera mungkin, namun kita harus realistis juga dengan kondisi keuangan negara kita.
Meskipun alokasi anggaran pendidikan meningkat, namun untuk memberikan kenaikan gaji guru dua kali lipat (misalnya dari Rp 3 juta menjadi Rp 6 juta untuk semua guru) akan memerlukan perhitungan yang lebih rinci mengenai jumlah guru dan total biaya yang diperlukan.
Dengan alokasi yang ada, pemerintah harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti jumlah guru yang ada dan kebutuhan lainnya dalam sektor pendidikan.
Kenaikan dua kali lipat untuk semua guru mungkin tidak sepenuhnya terjangkau dalam satu tahun anggaran tanpa mengorbankan pos-pos penting lainnya dalam pendidikan.
Jadi seperti apa mekanisme kenaikan gaji guru yang idealnya?
Perdebatan harus kita sudahi mengenai naik tidaknya gaji guru dengan belajar dari kebijakan presiden-presiden sebelumnya.
Pak Presiden Prabowo tentunya ingin sekali mensejahterakan guru-guru di tanah air ini, namun bagaimanapun beliau harus belajar dari pengalaman dan realitas yang terjadi, sehingga mampu memberikan rasa seadil-adilnya dalam meningkatkan kesejahteraan guru, agar jangan sampai menimbulkan iri hati atau miskonsepsi ditengah masyarakat, sehingga profesi lain tidak merasa di anak tirikan oleh beliau dengan hanya merasa bahwa profesi Guru saja yang diperhatikan.
Karena telah berkembang di masyarakat bahwasanya dengan pidato beliau, banyak profesi lain menyindir dengan mengatakan 'Enaklah jadi guru, gajinya dinaikkan dua kali lipat'.
Padahal, belum tentu seperti itu nanti faktanya, sehingga para guru merasa di prank, dimana air mata kebahagiaan disaat mendengar pidato Pak Prabowo, berakhir dengan tangisan air mata kesedihan akibat miskonsepsi atau miskomunikasi terkait kenaikan gaji guru.
Kesejahteraan, Sebesar Satu Kali Gaji Pokok
Pak Presiden Prabowo pastinya akan memenuhi janji kampanye maupun janji pidato-nya di Puncak Hari Guru Nasional 2024 tentang kesejahteraan Guru.
Beliau pastinya sudah mempersiapkan mekanisme kenaikan gaji seluruh Guru di Tanah Air ini, karena beliau adalah seorang negarawan yang ingin membuktikan bahwa dirinya adalah pemimpin paling baik dari pemimpin-pemimpin sebelumnya, pemimpin yang memperhatikan kesejahteraan Guru dan Perbaikan Pendidikan Menuju Generasi Indonesia Maju.
Beliau tentunya ingin dikenang lebih baik dari Presiden ke-5, Megawati Soekarno Putri yang memberikan gaji ke-13 di tahun 2004 bagi seluruh Guru-Guru di tanah air ini demi meningkatkan kesejahteraan Guru Indonesia.
Juga sejarah bagaimana Presiden ke-4 yang secara signifikan menaikkan gaji Guru ataupun PNS sebesar 270,4 persen dengan keterangan, di Januari 2001, Gus Dur menaikkan gaji PNS golongan terendah dari Rp. 135.000 menjadi Rp. 500.000. Ini merupakan langkah berani dan strategis untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri serta memberikan perhatian kepada kalangan menengah ke bawah.
Lalu di era Pak Jokowi yang tentunya akan dicatat dalam buku sejarah menaikkan kesejahteraan PNS dan Guru dengan adanya gaji ke-14, plus semua anak didik naik PIP sampai 80 persen. PIP era Jokowi naik anggaran dari 9,1 trilyun, menjadi 13,4 trilyun, untuk sekitar 18 juta kebih anak didik.
Lantas, apa yang akan diberikan oleh Pak Prabowo untuk kesejahteraan Guru dan ASN? Ini mungkin yang ada di benak kita kala mendengar dan menyimak pidato Pak Prabowo di puncak Hari Guru Nasional.
Beliau ingin memberikan kado terindah di kepemimpinan beliau usai Bu Megawati memberikan gaji ke-13, Pak SBY meloloskan 1 juta lebih guru honorer jadi ASN dan adanya TPG (satu kali gaji pokok), Pak Jokowi lebih dari 1 juta guru menjadi ASN, gaji ke-14, kenaikan PIP 80 persen.
Lantas apa yang akan Pak Prabowo berikan? Saya sebagai Guru sekaligus Penulis Blog Kompasiana yakin Pak Prabowo akan memberikan kesejahteraan terbaik bagi rakyatnya.
Pak Prabowo bergerak mensejahterakan mulai dari anak didik. Mulai dari makan bergizi gratis. Saya percaya Prabowo akan menaikan kesejahteraan guru. Bisa jadi pidato Pak Prabowo saat Puncak Hari Guru Nasional, masih ada "mispersepsi" dan "miskonsepsi' dengan bawahannya, terkait gaji guru.
Dan, dalam logika saya sebagai Guru maupun sebagai Penulis di Blog Kompasiana ini, kemungkinan besar Pak Prabowo bisa jadi mengikuti jejak Presiden Megawati atau Presiden Jokowi dengan Gaji ke-13 dan Gaji ke-14-nya dengan memberikan satu kali gaji menjadi Gaji ke-15.
Atau, jikalau bisa, saya mengusulkan agar Presiden Prabowo dan Mendikdasmen, membuat alur kenaikan baru dengan menaikkan Kenaikan Gaji Berkala (KGB) yang per dua tahun, menjadi sebesar Rp. 480.000, yang tentunya beragam sesuai dengan golongan dan nilai kinerja. Hal ini sangat wajar kenaikan gaji ASN naik per bulan Rp. 20.000.
Semoga Pak Prabowo benar-benar mampu mewujudkan apa yang telah beliau ikrarkan, semoga Pak Prabowo bisa menjadi Presiden yang punya legacy meningkatkan kesejahteraan Rakyat Indonesia, khususnya para Guru Tanah Air lebih baik dari Presiden sebelumnya, mengingat beliau memiliki Orangtua seorang Ekonomom.
Salam Blogger Persahabatan...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI