Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tantangan Kuatkan Literasi Digital, Entaskan Buta Aksara, dan Guru Penggerak

3 Februari 2023   16:11 Diperbarui: 5 Februari 2023   09:09 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para lanjut usia belajar menulis dan membaca untuk memberantas buta huruf.| KOMPAS.com/Ira Rachmawati

Tugas dan Tanggung Jawab Guru Penggerak. sumber: www.medcom.id
Tugas dan Tanggung Jawab Guru Penggerak. sumber: www.medcom.id

Entaskan Buta Aksara, Capai Literasi Digital

Jumlah sel saraf manusia adalah 1 triliun, ini benar-benar luar biasa. Tidak ada satu pun makhluk hidup yang dapat menandingi jumlah sel saraf manusia di dunia ini, bahkan komputer tercanggih sekalipun tak akan dapat menandingi kehebatan dan kecerdasan otak manusia.

Bandingkan saja dengan lebah yang hanya memiliki 7.000 sel saraf, lalat buah 100.000 sel saraf, tikus 5 juta sel saraf, dan monyet 100 juta sel saraf.

Monyet dapat dilatih untuk melakukan kegiatan yang bida dilakukan manusia, lumba-lumba dapat mendemonstrasikan melompati lingkaran api dan kegiatan lainnya, itu semua dapat dilakukan karena koneksi sel-sel saraf dari binatang tersebut yang dilatih dan dilatih oleh pawang atau pelatihnya.

Lantas bagaimana dengan manusia? 

Sedari anak-anak harusnya orangtua berperan untuk melatih dan mengajarkan literasi dasar, seperti kita ketahui sebenarnya ada enam literasi dasar, yaitu: literasi membaca dan menulis, literasi berhitung atau numerasi, literasi sains atau kecakapan pengetahuan alam atau kecakapan ilmiah, literasi finansial atau keuangan, literasi digital, literasi budaya dan kewarganegaraan.

Jikapun tidak semua literasi itu dapat diajarkan oleh orangtua di masa pertumbuhannya, minimal literasi membaca dan menulis adalah menjadi tanggung jawab orangtua selama anak mendapatkan pendidikan di rumah.

Dengan jumlah sel saraf yang sama, yaitu 1 triliun, manusia memiliki potensi tak terbatas. Bahkan, kabarnya seorang Albert Einstein, yang dijuluki sebagai manusia paling genius abad ke-20, hanya menggunakan tak lebih 5% dari seluruh kapasitas otak yang dia miliki untuk belajar.

Nah, jika analogi yang dipakai oleh Albert Einstein ini kita gunakan bersama-sama? Berarti semua orang memiliki potensi yang sama, termasuk dalam hal belajar membaca, menulis dan berhitung untuk mengentaskan buta aksara ini bukan?

Artinya, jika kita memiliki pandangan dan pemikiran yang sama untuk mengajarkan anak-anak kita dari rumah saja, membekali mereka dengan meluangkan waktu untuk mengajarkan anak ataupun orang-orang dewasa di sekitar kita untuk belajar Baca -- Tulis -- Hitung (Calistung), maka bukan hal yang mustahil untuk menekan angka buta aksara di negeri kita ini dengan lebih rendah lagi dan lebih cepat lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun