Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Jangan Cederai Arti Demokrasi Demi Nafsu Berkuasa

25 April 2019   12:19 Diperbarui: 25 April 2019   12:44 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demokrasi Dalam Wujud Pemilu Mencari Yang Terbaik Dalam Memimpin. sumber: detik.com

Mengandalkan hasil hitung cepat dan exit poll internal milik mereka, mereka berani mengklaim telah memenangkan pemilu, padahal penyelenggara yang sah milik negara belum menghitung seluruhnya surat suara dan mengumumkan hasilnya. Ini sebagai bukti bahwa mereka tidak sabar dan ingin mengacaukan hasil pemilu tahun 2019 yang nyatanya telah mampu menyedot perhatian rakyat Indonesia dengan bukti makin menurunnya angka golput alias tidak memilih dan meningkatkan partisipasi pemilih hingga mencapai 82% dari total rakyat Indonesia.

Kedua, berharap bisa menang dan mempengaruhi para pendukungnya agar tidak percaya terhadap proses demokrasi yang memang sangat membutuhkan kesabaran dan kerendahan hati untuk menerima kekalahan. Paslon 02 sangat mengisyarakatkan menghalalkan segala cara untuk memenangkan diri mereka sendiri, termasuk dengan memancing kerusuhan atau keributan. Ini yang harus kita jaga. Etika demokrasi itu sepertinya mau dihancurkan dengan ngotot agar mereka diakui sebagai pihak yang menang. Apapun caranya.

Hal ini tidak boleh dibiarkan, mengawal proses perhitungan suara hingga KPU benar-benar mengumumkan siapa sebenarnya yang unggul adalah cara terakhir agar proses demokrasi ini tidak tercederai. Mengawal agar KPU tidak terintimidasi dari tudingan kecurangan harus menjadi tugas bersama, sehingga ketika hasilnya diumumkan bisa memang benar-benar mewakilkan terwujudnya Pemilu yang Jujur, Adil, dan Bebas serta Rahasia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun