Akhirnya, kemarahan Sultan Mataram membuncah ketika ia mengetahui bahwa VOC melanggar perjanjian yang dibuat dengan membangun kantor dagang di Batavia. Maka singkat cerita beliau mengutus mata-mata dan mempersiapkan pasukan Mataram untuk menyerang markas VOC di Batavia. Disamping itu Sultan Agung harus banyak meredam penghianatan yang dilakukan oleh adipati-adipati di sekitar daerah kekuasaannya.
Akhirnya, saat yang ditunggu tiba, rakyat Mataram dipersiapkan dengan baik untuk bertempur, menggunakan senjata api, panah, pedang, dan dibekali dengan kemampuan olah kanuragan -- pencak silat -- tentunya untuk menghadapi VOC.
Singkat cerita, pertempuran sengit di tanggal 25 Agustus 1628 membuktikan bahwa Mataram punya kekuatan yang tak takut mati dan tidak mau di jajah. Hingga akhirnya benteng Batavia runtuh menjadi kisah epik dari sejarah perjuangan bangsa.
Akhirnya Sultan Agung mengungkapkan kecintaannya pada budaya Nusantara dengan menghidupkan kembali padepokan tempatnya belajar, melestarikan tradisi dan karya budaya Mataram.
Sungguh film ini menjadi film biopik yang sangat penting untuk kita tonton kembali sehingga revolusi mental yang diperjuangkan oleh pemerintah benar-benar tumbuh dan berakar di generasi muda bangsa kita.
Film ini sangat bagus untuk kita putar kepada anak didik kita di bulan Februari ini sehingga mampu mengubah mindset bahwa hari kasih sayang itu bisa dimaknai dengan membentuk karakter cinta tanah air dan cinta sesama yang berbeda tetapi tetap satu jua. Salam penuh cinta untuk Indonesia Berdaulat!