Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wacana Pembangunan Gedung DPR (Cermin Semau Gue Mo ke Mana Arah Indonesia...)

1 April 2011   13:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:13 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_99039" align="alignnone" width="320" caption="Sketsa Gedung Baru DPR 1,2 Triliun Rupiah"][/caption]

…….Mau Kemana dibawa…..(Negara ini….???), wah seperti lirik lagu milik Armada Band, saya membayangkan bagaimana nasib rencana pembangunan Gedung Baru DPR yang menghabiskan dana sekitar Rp. 1,2 Triliun ini yang konon katanya satu kamar atau ruangan berharga Rp. 800 Juta Rupiah. Bisa dibayangkan bagaimana nanti sibuknya Negara kita oleh wacana-wacana pembangunan gedung baru, yang katanya mirip dengan desain bangunan Gedung Kongres di Negara Cile. "Anda bayangkan kalau kita tidak mempermasalahkan ini dan bangunan ini jadi berdiri. Bagaimana kalau nanti perwakilan Cile datang ke Indonesia mempermasalahkan ini,” kata aktivis yang menentang pembangunan gedung DPR ini. Memang serba salah, bagaimana tidak, jika Negara kita makin dijuluki Negara FotoCopy, Negara penciplak karya orang. Sementara anggota-anggota Dewan DPR dengan bangga di Senayan Jakarta berkantor, namun Negara lain makin mencibir Negara kita. Makin mau dibawa kemana arah Negara kita ini dimata Internasional ?

Memang tidak bisa kita pungkiri bahwa faktor kebutuhan akan ruang kerja yang membuat para anggota dewan yang katanya terhormat itu merencanakan pembangunan Gedung DPR baru, tetapi harus kita sesuaikan juga dengan kondisi Negara dan Bangsa kita yang carut marut, bayangkan begitu banyak Masyarakat kita yang miskin, masih banyak yang harus diperbaiki. Jika memang terdesak oleh kebutuhan, bagaimana jika gedung yang ada sekarang di renovasi, bukan harus dibangun yang baru. Disamping itu juga, jika pembangunan ini tetap dilaksanakan, akan begitu banyak kendala-kendala yang harus diperhatikan, terutama dari kalangan masyarakat bawah hingga menengah.

Setelah penulis mencari-cari, ternyata inilah kronologis Rencana Pembangunan Gedung DPR-RI :

  1. Didasarkan atas perubahan jumlah anggota dewan yang tiap periode bertambah, serta tidak mencukupinya Gedung Nusantara I untuk dapat menampung aktifitas anggota DPR RI.
  2. Saat ini tiap anggota DPR RI di Gedung Nusantara I menempati ruang seluas ± 32 m2, diisi 1 anggota, 1 sekretaris, dan 2 staf ahli. Kondisi ini dianggap tidak optimal untuk kinerja dewan.
  3. Dalam rangka penataan Kompleks DPR, maka BURT menyusun TOR Grand Design Kawasan DPR RI. Pada Tahun 2008, Setjen DPR RI melakukan Lelang untuk Konsutan Review Masterplan, AMDAL, dan Audit Struktur Gedung Nusantara, yang menghasilkan Blok Plan Kawasan DPR/MPR RI (Oktober 2008).
  4. Pada 2 Februari 2009, PT. Virama Karya (Konsultan Masterplan, AMDAL, dan Audit Struktur) memaparkan Blok Plan Kawasan MPR/DPR RI pada Rapat Konsultasi Pimpinan DPR dengan Pimpinan Fraksi serta Pimpinan BURT. Rapat meminta Konsep Blok Plan disempurnakan.
  5. Pada 18 Mei 2009, diadakan Rapat Dengar Pendapat antara Steering Committee Penataan Ulang dengan IAI, INKINDO dan PT. Yodya Karya memutuskan untuk mengadakan lokakarya dalam rangka mendapatkan masukan-masukan mengenai Komplek Gedung MPR/DPR/DPD RI.
  6. Pada 24-25 Juni 2009 diadakan Lokakarya Penataan Ulang Komplek MPR/DPR/DPD RI dan hasil Penyempurnaan Master Plan telah disampaikan ke BURT.

[caption id="attachment_99040" align="alignnone" width="240" caption="Seperti inilah Sketsa Gedung DPR yang dirancang dan bernilai 1,2 T."][/caption]

Dan sesudah wacana Gedung Baru itu harus dibangun dan disampaikan langsung oleh Marzuki Alie Ketua DPR yang katanya sangat terhormat itu sekaligus menjabat Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT), maka Indonesia Budget Center mengungkapkan, angka sekitar Rp 1,2 triliun ini yang merupakan besaran angka anggaran untuk membangun Gedung DPR yang baru, setara dengan:

1. Dana untuk BOS SMP bagi 2,02 juta siswa. Berdasarkan kebijakan BOS Tahun 2010, dana BOS SMP Rp 575.000 per tahun

2. Dana pembangunan 16.000 ruang kegiatan belajar atau kelas baru. Sekitar 16.000 kelas baru ini dapat menampung setidaknya 640.000 siswa (dengan asumsi 1 ruang kelas dapat menampung 40 siswa). Berdasarkan Permendiknas 19/2010, standar biaya 1 ruang kelas baru sekitar Rp 80 juta.

3. Dana bagi 19,5 juta peserta Jamkesmas baru (biaya Jamkesmas saat ini sekitar Rp 66.700 per tahun).

4. Dana untuk membangun 21.000 unit rumah baru di Wasior, Padang, Mentawai, dan Yogyakarta. Berdasarkan desain dari Teknik Sipil ITS, biaya pembangunan satu unit rumah baru sekitar Rp 60 juta.

5. Dana untuk menaikkan subsidi pupuk sebesar 8 persen. Subsidi pupuk 2011 sebesar Rp 16,3 triliun, atau turun 11 persen dibandingkan tahun 2010 (Rp 18,4 triliun).

Ditambah lagi, jika Pemerintah serius untuk membangun fasilitas Olah Raga, maka besaran angka Rp. 1,2 triliun itu mampu digunakan untuk membangun Stadion bertaraf Internasional. Minimal membangun Gedung Olah Raga seperti Gelora Bung Karno, dana fantastis itu mampu digunakan untuk membangun stadion sebanyak 3 Gedung.

[caption id="attachment_99045" align="alignnone" width="320" caption="Sketsa Gedung DPR baru yang menimbulkan pro dan kontra, meniru Gedung di Chile"]

13016636821546314780
13016636821546314780
[/caption]

Dan, Jusuf Kalla pun menentang pembangunan Gedung DPR yang baru itu, beliau mantan Wapres mengatakan "Pembangunan gedung Rp1 triliun tidak perlu. Gedung DPR di Jepang tidak semewah itu. Gedung Kongres di AS juga tidak semewah itu. Jangan contoh fisiknya, tapi sifatnya," kata JK singkat. Ini salah satu bukti bahwa niat Marzuki Alie untuk membangun Gedung baru ditentang oleh semua pihak. Semua partai dan fraksi di DPR juga kebanyakan menentang pembangunan fisik, dan semua pihak pasti menginginkan prestasi DPR. Konon hanya 10 Rancangan Undang-Undang yang berhasil disusun oleh DPR dari 75 Rancangan Undang-Undang yang ditargetkan selama 5 tahun masa kerja, sementara ini sudah tahun ke-3 DPR menikmati kursi “empuk” DPR dan berbagai fasilitas Negara. Belum lagi niat “duduk” santai di Gedung baru yang katanya juga dilantai paling atas akan disediakan tempat untuk kolam renang dan Spa. Wah..wah..wahh begitu enaknya menjadi anggota DPR, selain sudah dicap “terhormat”, juga disediakan berbagai fasilitas, namun kenyataan, nurani DPR sudah tercoreng, tidak lagi menampung aspirasi rakyat, namun membuat rakyat jengkel dengan segala tuntutan-tuntutan yang bagi kalangan “waras” suatu hal yang ngeleneh, tidak masuk akal dan tidak mementingkan kepentingan masyarakat, namun mencerminkan mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.

Jadi, sudah sepantasnya keinginan DPR yang katanya dewan yang terhormat untuk menunda dan mengkaji ulang pembangunan gedung baru itu, disamping bentuk dan desain bangunannya yang meniru, anggaran juga perlu lebih dikecilkan, sehingga Rakyat masih percaya jika DPR itu adalah lembaga yang bekerja Oleh Rakyat, Dari Rakyat dan Untuk Rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi, golongan apalagi untuk Partai, namun DPR bekerjalah untuk Rakyat, karena Rakyat memilih anda dengan Hati Nurani.

Medan, 01 April 2011

Salam Indonesia....!!!!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun