Di palung hati, di mana sunyi bertakhta,
Kau bukan lagi bayangan, namun pilar kenangan;
Yang diukir waktu, bukan dengan tinta fana,
Melainkan dengan getar rindu yang tak terelakkan.
Setiap detak, adalah zikir yang mengulang namamu.
Katamu, waktu adalah sungai yang tak berhilir,
Selalu bergerak, membawa segala yang ia sentuh;
Namun bagiku, ia berhenti, beku, di ambang akhir,
Sejak kau bawa separuh jiwaku jauh-jauh.
Kini, setiap detik adalah ruang hampa yang terentang.