Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Hablum Minannas: Kunci Humanisme Berawal di Pikiran Berakhir dalam Tindakan

20 April 2022   12:02 Diperbarui: 20 April 2022   12:07 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: BBC News Indonesia

"karena dalam pikiran manusia perang dimulai, dalam pikiran manusia pulalah benteng kedamaian harus didirikan" -Akta PBB 

 --------

Perang besar diawali dari konflik antarindividu. Konflik antarindividu bermula dari konflik di pikiran masing-masing. Jika pikiran dikuasai rasa bermusuhan maka lisannya akan mengatakan perang.  Selanjutnya perang benar-benar terjadi.

Begitulah kisah perang. Berawal dari ketidakstabilan pikiran. Karena produksi hormon kortisol berlebih. Ketidakseimbangan biologis, yang akhirnya memicu kekacauan psikologis. Mengganggu pikiran. Efek selanjutnya berevolusi menjadi ledakan mesin-mesin perang yang menghancurkan tatanan sosial.  

Akar Konflik

Bisa jadi awalnya konflik melibatkan dua orang. Pemimpin dengan pemimpin. Jika konflik tersebut tanpa penyelesaian; akan seperti ceceran pertalite dari drum yang tersulut api: merembet, membesar dan meledak. Menghancurkan semuanya.

Bahkan konflik bisa muncul tanpa sebab yang jelas. Tidak hanya dengan satu spesies manusia tapi juga dengan spesies lainnya. Konflik manusia dengan ular. Banyak kejadian ular dibunuh bukan karena menggigit manusia. Ular dibunuh karena manusia merasa geli dan jijik. Bentuk ular tidak kharismatik.

Ajaran mana yang membenarkan, saat manusia merasa geli, maka boleh membunuh? Tidak ada! Padahal ular tidak bisa memilih saat diciptakan Tuhan. Nah, itulah manusia. Bermasalah dengan dirinya sendiri tapi yang lain menanggung dampaknya.

Semut dan jenis serangga lainnya, juga mengalami hal yang sama saat merayap di tubuh manusia. Hanya rasa geli, sudah cukup menggerakkan pembunuhan terhadap serangga. Apakah geli itu mematikan? setahu saya tidak! Apa berbahaya? jelas tidak!

Perseteruan antarkelompok manusia, bisa jadi seperti kebencian manusia terhadap ular atau serangga yang merayap di kulit. Kebencian tidak berdasar. Benci karena fisik yang berbeda, logat yang berbeda atau idiologi yang beda. Karena berbeda merasa berhak dihakimi. Bukankah apartheid, dan kekerasan bermotif rasisme bermula dari hal seperti ini? Ketidaksukaan karena perbedaan.

Apakah Tindakan Manusia Rasional?

Manusia tidak selalu bertindah rasional dalam hidupnya. Terkadang masih berbalut naluri purba. Emosional. Menurut Yuval Noah Harari, penulis buku Sapiens, kerabat dekat manusia--Homo neanthertal, Homo floresiensis, Homo denisova, Homo soloensis--punah dengan hanya meningalkan fosil rapuh. Sebab dan siapa penyebabnya? genosida purba oleh leluhur Homo Sapiens. Motifnya, karena berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun