Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Serpihan Cerita dari Undangan "Sound of Borobudur" (3)

9 Juli 2021   23:44 Diperbarui: 11 Juli 2021   00:53 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungai Purba Sileng (dok.Tety Polmasari)
Sungai Purba Sileng (dok.Tety Polmasari)
                                                                                                    

Jeep yang disopiri Mas Hari, warga lokal sengaja berhenti sejenak untuk mengabadikan momen di tengah sungai purba. Cahaya matahari cukup leluasa menerpa wajah kami. Sembur hangat seolah mengusap wajah. Karena masih pukul 09.15 cahaya masih bersahabat untuk kulit.

Kalau benar apa yang dihipotesakan Nieuwenkamp tahun 1933, maka saat ini posisiku berada di kubangan danau purba ribuan tahun lampau. Sebuah objek geologis akan tetap menjadi objek pasif yang mati, kalau tidak ada narasi yang dibangun menjelaskannya. Begitu juga dengan keberadaan Sungai Sileng ini. Sungai ini seperti hidup dan bercerita.

Apa yang di Imajinasikan Nieumenkamp, bisa dipahami. Sebelum kami naik Jeep dalam tour ini, kami beserta rombongan berkesempatan sarapan dan koordinasi di ketinggian Pegunungan Menoreh.Yakni di Enam Langit by Plataran. Sebuah restoran yang berada di puncak Perbukitan Menoreh.

Dari situ, aku bisa melihat Candi Borobudur berada dalam sebuah mangkok raksasa yang dikelilingi enam gunung; Merapi, Merbabu, Telomoyo, Andong, Sumbing, Sindoro.

Tempat yang istimewa untuk melihat Borobudur dan alam yang melingkupnya. Paduan artistik dari karya manusia dan Tuhan Pencipta Semesta.

Apakah mungkin Gunadharma, waktu lampau, juga berada di sini, di tempat aku berpijak? hanya untuk mencari lokasi yang tepat untuk Candi yang akhirnya mewujud sebagai Bhumishambharabudhara. Lalu dia memekik "Eureka!" "Di sana, ya di sana di bukit itu kita bangun Candi"

Danau Borobudur bukanlah mustahil adanya. Tahun 2001, ahli geologi asli Muntilan Helmy Murwanto, melakukan analisis karbon C-14 serbuk sari tanaman air yang didapat dari pengeboran wilayah sekitar Borobudur.

Kesimpulannya; sampai tahun 1271 M, danau Borobudur masih ada. Artinya saat dibangun tahun 800-an sampai ditinggalkan sekitar tahun 1006 M, Borobudur masih di kelilingi danau.

Menuju Desa Gerabah

Jeep bergerak menerabas arus sungai Sileng yang tidak terlalu dalam. Membuat cipratan air di kanan kiri sehingga membasahi tubuh dan muka kami. Jeep melaju menuju daratan untuk bergerak ke destinasi selanjutnya, yakni Dusun Klipoh, Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun