Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Denting Peradaban Berbunyi di Borobudur

15 Mei 2021   09:51 Diperbarui: 15 Mei 2021   10:05 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Denting peradaban di Borobudur, bukan hanya menguak sisi artistik musikal yang ada pada waktu itu tapi lebih jauh dan dalam yang bisa diperdengarkan Borobudur. Penelitian tentang musik dan instrumennya yang digagas oleh Sound Of Borobudur, ternyata menjadi celah yang semakin menganga dan semakin dalam untuk memahami banyak hal: Astronomi, matematika, antropologi, teologi, fisika, perdagangan bahkan biologi. Menurut pakar Zoologi, Cahyo Rahmadi, relief Borobudur adalah katalog flora fauna jawa kuno. Pengkajian LIPI dan Balai Konservasi Borobudur (BKB) berhasil mengidentifikasi 63 spesies tumbuhan serta 52 spesies dari famili hewan. Borobudur seperti ingin didengarkan oleh pewarisnya. Ada mutiara indah yang penuh keagungan tentang nilai kebajikan dan tatanan masyarakat.

Memaknai

Borobudur tidak hanya sebatas batu, yang diam membisu yang hanya diinjak-injak oleh wisatawan yang datang. Jauh lebih dalam dari itu. Borobudur adalah kitab pengetahuan, sebuah nilai yang kalau kita menimbanya disanalah mutiara itu sedikit demi sedikit terkuak lebar menganga.  Abad VIII nenek moyang kita--bangsa Indonesia--sudah membangun sebuah mahakarya dengan kerumitan yang dramatis.

Pada saat yang sama Australia masih dihuni kangguru liar, Singapura hanyalah wilayah belantara, Amerika Serikat masih dihuni byson, Dubai dan sekitarnya masih berupa padang pasir kering dengan masyarakat nomaden. Sebuah kebanggaan yang teramat besar jika mampu memaknai sebuah kenyataan sejarah lewat bangunan megah Borobudur dan posisinya terhadap peradaban kala itu sampai saat ini. Kita keturunan manusia-manusia dengan peradaban maju.

Usulan menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, agar Borobudur jadi rumah Ibadah umat Budha dunia bukan hanya destinasi wisata semata harus didukung dan segera diwujudkan. Karena awalnya fungsi Borobudur memang untuk hal itu. Ada denting yang mengalun untuk menyadarkan bangsa Indonesia bahwa nilai-nilai luhur nenek moyangnya jangan sampai dilupakan. 

Instrumen musik yang berupa relief di Candi Borobudur menunjukkan nilai mendalam akan kemajuan peradaban Bumi Nusantara. Kita punya leluhur hebat, dan beliau telah meninggalkan warisan untuk generasi selanjutnya. Kitalah generasi itu, maka tugas kita, menerima, mempelajari dan melanjutkan nilai-nilai luhur tersebut. 

Apa yang dilakukan Sound of Borobudur bukan romantisme kosong, bukan pula chauvinisme sempit ini tentang sebuah jati diri yang tertimbun lama tanpa disadari. Manusia Nusantara yang selalu merasa inferior (karena pengaruh kolonialisme) padahal nenek moyangnya adalah pencipta peradaban unggul di dunia.  Sudah saatnya Sound of Borobudur Movement, membangunkan sekaligus menyadarkan tentang jati diri bangsa Indonesia yang penuh keagungan dan nilai kebajikan buat umat manusia di seluruh dunia. Borobudur adalah Wonderful Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun