Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Denting Peradaban Berbunyi di Borobudur

15 Mei 2021   09:51 Diperbarui: 15 Mei 2021   10:05 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Borobudur Pusat Musik Dunia

Bangunan megah yang dibangun abad VIII oleh Dinasti Syailendra selama kurun waktu 75-100 tahun, selalu mengundang decak kagum. Mulai keberadaan danau Borobudur yang pernah dikemukakan oleh seniman Belanda WOJ Nieuwenkamp 1933--yang sempat menimbulkan kontroversi. Sekarang kita semua terbelalak bahwa direrimbunan relief Borobudur ada suara yang mengalun selama 1300  tahun; alat musik berbagai jenis. Ada 45 instrumen musik dari Asia tenggara, Asia Timur, Asia Selatan, Asia Barat, Asia Tengah, Afrika Barat, Afrika Timur, Afrika Utara, Amerika Selatan, Eropa Barat, dan Eropa Tenggara dan dari 34 Provinsi di Indonesia.

Saat ini alat musik tersebut ditemukan sedikitnya di 40 negara. Ini menandakan adanya interaksi kerajaan Mataram Kuno dengan dunia internasional. Dengan berlayarnya Perahu Samudera Raksa--perwujudan replika perahu bercadik Borobudur--yang mampu mengarungi samudera Pasifik dan Atlantik dari Jakarta dan akhirnya sampai ke Ghana pada tahun 2003. Menguatkan hipotesa bahwa adanya jaringan lalu lintas dagang aktif, kerajaan Mataram Kuno dengan wilayah di seluruh dunia. Mataram kuno bukan hanya menjadi penerima tamu asing namun juga melakukan timbal balik dagang.

Dengan adanya relief instrumen musik yang tidak hanya berasal dari Nusantara sebuah isyarat bahwa Bangunan Borobudur ditujukan bagi banyak komunitas yang tersebar di seluruh dunia. Borobudur menjadi titik temu peradaban dunia. Bisa jadi dulunya Borobudur menjadi tempat ziarah Agama Budha internasional. Selain sebagai pusat perdagangan Internasional pastinya.

Bukti lain bahwa Mataram Kuno bukan hanya kerajaan agraris namun juga maritim ditunjukkan dengan ditemukannya koin Dinasti Sung yang di gunakan sebagai alat tukar. Selain itu Arkeolog Arkenas, Bambang Budi Utomo, menyebutkan adanya prasasti di Kamboja yang isinya, adanya penyerangan pasukan dari Jawa abad VIII. Saudagar arab Sulayman tahun 851 juga mencatat dari keterangan penduduk Kamboja bahwa raja Khmer kalah perang oleh pasukan Sri Maharaja dari Zabaj, Sri Maharaja tersebut adalah Rakai Panangkaran. Bukti lainnya adalah  Prasasti Yang Tikuh yang dikeluarkan Raja Indrawarman, bahwa Jawa menyerang Champa (Vietnam) pada tahun 767. Disebutkan bahwa adanya serangan dari K'un-Lun dan Da-ba, atau Cho-po (Jawa), serangan juga berlanjut tahun 787 masehi.

Inilah sedikit bukti bahwa kerajaan Mataram Kuno sebagai pendiri Borobudur adalah sebuah kerajaan bercorak Maritim yang kuat yang mampu menggelar kekuatan dengan menyerang kerajaan mancanegara. Tujuannya adalah mengontrol jalur lalu lintas perdagangan di Selat Malaka dan laut China selatan.

Kembali ke relief Borobudur yang menampilkan alat musik dari berbagai negara. Sebuah peradaban maju, ditunjukkan dengan adanya bangunan fisik, aktivitas budaya dan juga kemajuan teknologi. Adanya Borobudur sendiri adalah kemajuan dalam hal rancang bangun paling rumit. Bangunan batu tanpa semen namun saling kait mengkait untuk mempertahankan posisi statis ribuan tahun. Ilmu arsitektur yang matang dan pastinya juga di topang ilmu hitung yang kuat.

Pada saat peradaban manusia sudah merambah luar angkasa misteri Borobudur pun masih menyimpan keagungan kalau dilihat dari titik sains dan estetika. Ilmu tempa logam pastinya juga berkempang. Dan juga adanya jiwa seni yang tinggi. Borobudur adalah perwujudan banyak aspek, pengetahuan, ekonomi, politik, agama serta seni budaya.

Musik merepresantikan nilai spiritual dan juga kemajuan sebuah peradaban masyarakat. Adanya sentuhan seni pada sebuah komunitas menunjukkan tingkat peradaban yang tinggi. Musik tidak hanya sebuah olah suara dari sebuah alat namun lebih dalam dari itu. Kemajuan tatanan masyarakat akan pencapaian peradaban.

Maka kita bisa menggambarkan bahwasanya pada waktu dibangunnya Borobudur, masyarakat Nusantara (Mataram Kuno) punya peradaban yang maju. Melihat betapa seriusnya, betapa kolosalnya dan betapa mengagumkannya Borobudur pastilah ada misi yang ingin dicapai oleh sang pendiri.

 Pertama, melengkapi dirinya sebagai pusat agama Budha. Mataram Kuno sebagai kerajaan bercorak Budha yang besar ingin juga menunjukkan hegemoninya sebagai pusat agama Budha. Kedua, dengan menjadi pusat studi Agama akan melanggengkan politik dan kekuasaan kerajaan Mataram Kuno. Ketiga, secara ekonomi akan menguntungkan. Banyaknya peziarah yang datang, sama dengan masuknya uang bagi kerajaan Mataram Kuno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun