Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Denting Peradaban Berbunyi di Borobudur

15 Mei 2021   09:51 Diperbarui: 15 Mei 2021   10:05 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berapa dana yang dibutuhkan untuk membangun Candi Borobudur? Menurut pernyataan dari Trie Utami--salah satu penggagas Sound of Borobudur Movement--Tiga ratus enam puluh trilliun rupiah. Itulah perkiraan dana (kurs sekarang) yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur. Menurut Trie Utami, angka tersebut didapat dari hitungan pakar statistik Universitas Brawijaya yang juga ahli administrasi Majapahit. 

Bandingkan dengan pembangunan Jembatan Suramadu (5 trilliun), GWK (1,4 trilliun), Patung Liberty (157 milyar), Menara Eiffel (556 milyar), GBK dengan biaya renovasi (950 milyar), Burj Khalifa (21,67 trilliun). Dana pembangunan Borobudur menunjukkan angka yang fantastis; kapitalisasi yang mencengangkan.

Timbul pertanyaan lainnya, berapa jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk membangun mahakarya tersebut? Ini juga sebuah pertanyaan yang sulit dijawab. Namun, kita bisa mengaitkan dengan pernyataan Naturalis Inggris, Alfred Russel Wallace, pada saat mengunjungi Borobudur pada tahun 1861.

"Agaknya jumlah tenaga manusia dan keahlian yang dicurahkan untuk pembangunan piramid terbesar di Mesir[giza] tak berarti bila dibandingkan dengan tenaga yang dibutuhkan untuk menyelesaikan candi penuh patung pada bukit di pedalaman Pulau Jawa Ini" tulis Wallace.

Senada dengan apa yang dikatakan Wallace, Gubernur Jenderal Inggris sekaligus penulis buku History of Java, Thomas Stamford Raffles juga mengungkapkan kekagumannya "Kemegahan Borobudur mengerdilkan makna dan kerja keras pembangun piramida"

Sejarawan Yunani Herodotus yang hidup 484-425 SM, menuliskan bahwa pembangunan piramida membutuhkan tenaga kerja sekitar 100.000 orang. Namun, sejumlah Arkeologi abad XX memperkirakan jumlah tenaga untuk membangun Piramida Giza (Piramida terbesar) sekitar 20.000 orang. Maka, kalau memakai acuan yang diucapkan oleh Wallace, jumlah tenaga kerja untuk membangun Borobudur, sedikitnya 20.000 orang. 

Untuk ukuran saat ini pun jumlah tersebut terbilang kolosal. Sebagai pembanding; Stadiun Gelora Bung Karno yang dibangun tahun 1960 mengerahkan 12.000 tenaga kerja. Jumlah 12.000 tenaga manusia, itu pun sunguh mencengangkan saat penduduk Indonesia sudah mencapai 87 juta-an jiwa.

Sejarawan Ong Hok Ham dalam artikelnya di Tempo (20/01 1981), memperkirakan abad XVI seluruh penduduk di wilayah yang sekarang bernama Indonesia mencapai 8 juta. Worldometer Population memperkiraan penduduk dunia abad XVI adalah 480 juta. Artinya penduduk Nusantara 1,6% dari populasi dunia waktu itu.

Menurut Worldometer Population pada tahun 850 masehi (tahun perkiraan Borobudur dibangun), penduduk dunia berjumlah 230 juta. Dengan menggunakan acuan tetap 1,6% populasi dunia, maka penduduk Nusantara sekitar  3,8 juta jiwa. Jika Borobudur dibangun dengan mengerahkan 20.000 orang, itu artinya untuk membangun Candi Borobudur pada abad VIII menggunakan 0,5% jumlah populasi Nusantara.

Kalau dikonversi untuk ukuran sekarang, jika penduduk Indonesia--menurut sensus tahun 2020--berjumlah 270 juta maka setengah persennya sama dengan jumlah 1,35 juta orang.  Betapa besar jumlah sumberdaya yang dibutuhkan untuk menciptakan monumen megah tersebut.

Apa yang kita bisa tarik dengan angka-angka yang mencengangkan di atas? Pertama, Borobudur dibangun pada masa pemerintahan yang kuat dan stabil. Dipimpin raja dengan pemikiran visioner--yang mampu memobilisasi dan menggerakkan sebuah sumber daya manusia yang besar. Kedua, adanya sumber dana yang melimpah menunjukkan sebuah negara yang aktif melakukan perdagangan, artinya pemerintahan pada waktu itu sangat makmur. Ketiga, adanya sistem pendidikan yang maju. Borobudur adalah wujud aplikasi ilmu pengetahuan. Keempat, wilayah Borobudur (Kerajaan Mataram Kuno) menjadi titik temu manusia dari segala penjuru dunia. Kelima, Mataram Kuno sebagai pusat keagamaan Budha seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun