Pernyataan yang terlihat emosional, namun renungkan fakta-fakta di bawah ini untuk menunjukkan bahwa kita bukan makhluk yang bijaksana ketika menjalin relasi dengan alam.
Hanya manusia yang tidak mau berbagi energi buat makhluk hidup lainnya. Sebuah kesepakatan alamiah di ekosistem adalah rantai energi yang mengalir melingkar. Â Aliran energi tidak mengenal muara akhir. Â Misal, rumput mengambil energi dari tanah-rumput di makan kijang- kijang dimakan komodo- komodo mati di makan belatung- hasil urai komodo menjadi pupuk bagi tanaman. Siklus ini melingkar dan alamiah. Lalu bandingkan dengan keberadaan manusia. Di posisi mana saja di rantai makanan dalam ekosistem, manusia selalu menyerap semua energi yang ada di alam. Â Manusia memakan tumbuhan, manusia memakan daging hewan, manusia mengonsumsi bahan bakar fosil, manusia menggunakan kayu, manusia memakan ikan, manusia mengekstrak tanah untuk mencari intan, berlian, emas. Semua ekosistem, baik darat dan laut, hutan hujan tropis, danau, kutub semua tak luput dijarah oleh manusia. Apa yang dilakukan manusia bukan untuk bertahan hidup, namun mencari sumber energi yang bisa memaksimalkan kepuasan manusia.
Apakah ada spesies di Bumi yang mampu menjelajah banyak ekosistem untuk mengumbar keinginan bersenang senang? jawabannya tidak ada. Spesies hewan memakan mangsanya untuk melanjutkan naluri hidupnya dan Itu alamiah. Ular memangsa katak, bukan berarti ular jahat tapi ular tidak punya pilihan  lain untuk melanjutkan hidup. Tak mungkin ular mengonsumsi kangkung atau bayam. Manusia tidak, cara hidup manusia saat ini adalah tidak alamiah lagi. Manusia adalah makhluk paling invasif yang ada di dunia saat ini.
Lalu bagaimana kita menjadi makhluk Bumi yang tidak invasif lagi?
Pertama manusia harus berbagi dengan makhluk lainnya. Kehidupan ini sungguh berharga, tidak boleh ada yang merebut kehidupan hanya untuk kepuasan belaka. Manusia harus memberikan ruang bagi makhluk hidup lainnya. Misal: Gajah, orang utan, harimau dan burung. Jangan ganggu habitatnya, jangan ganggu kehidupannya.
Kedua, mengurangi konsumsi yang berlebihan terhadap energi fosil dan meminimalkan pemakain plastik, kelola sampah dengan bijak.
Ketiga, jangan mengkonsumsi berlebihan barang-barang yang di hasilkan dengan tenaga  energi fosil
Keempat, hargailah siklus alamiah yang ada di alam. Siklus air, misalnya; jangan memotong atau mengganggu siklus yang sudah semestinya terjadi.
Di tengah kehidupan yang sudah tidak sehat lagi memang  terlihat aneh jika manusia punya gaya hidup minimalis secukupnya. Namun, ini konsekuensi yang harus dilaksanakan untuk menghargai keberadaan kita dan organisme lainnya di planet ini. Lebih baik telat memulai dan menyadari dari pada tidak sama sekali.
Hakekatnya manusia hanya numpang di planet Bumi, selayaknya manusia harus sopan dan tahu diri.