Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

"Curhat" Corona yang Sudah Mudik Duluan Sebelum "Dilarang Mudik"

21 Mei 2020   22:21 Diperbarui: 21 Mei 2020   22:18 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: https://rmco.id (istimewa)

Kalau manusia mau membaca sejarah, sampai sekarang belum ada virus yang mampu menyebar secepat aku dan kawanan jahatku ini. Hanya dalam hitungan 5 bulan, nyaris semua negara di belahan dunia ini berhasil kami sambangi. Bahkan untuk negara-negara yang tidak siap menghadapi perilaku kami, akan tergopoh-gopoh saat memberikan pertolongan kepada warganya yang terpapar.

Data-data media massa yang memberitakan tentang keberhasilan sepak terjangku menginfeksi manusia, selalu menampilkan angka-angka yang terus meningkat. Di satu sisi angka-angka itu dari hari ke hari makin fantastis. Sementara di sisi lain, banyak ahli dan para pemimpin negara maupun kepala daerah yang menginginkan angka itu turun berlahan dan melandai. Pertanyaan yang ingin aku ajukan adalah, "Apakah semua harapan itu bisa terjadi?"

Dunia saat ini sedang dilanda pandemi dan banyak manusia yang sudah menjadi korban di mana-mana. Padahal peringatan sudah diberikan oleh pemerintah dan otoritas di setiap negara bahwa pilihan untuk #DiRumahAja adalah pilihan terbaik!

Tapi aku tahu bahwa kelemahan manusia ada di situ. Ia adalah makhluk yang "pembosan", karenanya ia suka mencoba berbagai macam cara dan usaha untuk mengatasi kebosanan itu. Justru karena mudah bosan inilah, manusia kemudian menjadi abai dan lalai, meskipun banyak informasi menyebutkan bahwa aku, si virus corona ini adalah "berbahaya" bagi siapapun yang terjangkiti!

Sebagian mungkin akan merasa takut, khawatir, dan berusaha menjalani protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah dan otoritas berwenang. Namun sebagian lagi lebih memilih untuk tidak memedulikan semua imbauan itu.

Terkadang aku berpikir dan merenung, apakah sebagian orang yang tidak peduli itu pernah membayangkan apa yang dirasakan dan dialami tenaga medis di banyak rumah sakit dan fasilitas kesehatan, yang setiap hari kini harus "berjibaku" denganku demi keselamatan pasien yang terpapar?

Sebagian tenaga medis sudah menyampaikan pengakuan mereka yang merasa "lelah" dengan rutinitas mereka sehari-hari menangani pasien corona. Tahukah mereka-mereka yang "tidak peduli" itu tentang kesusahan yang dialami para tenaga medis, manakala mereka "diharuskan" mengkarantina diri dan "dilarang" bertemu anggota keluarga mereka?

Pernahkah orang-orang yang hingga kini masih abai dan cuek-bebek itu membayangkan, andai kata terjadi semua rumah sakit yang ada kini, "menutup pintu" gegara overload dan tidak mampu menerima pasien corona berikutnya? Dan mereka yang abai dan cuek-bebek itu ternyata nanti termasuk ke dalam kelompok "pasien corona berikutnya"? Apakah mereka sudah siap lahir dan batin untuk menerima kenyataan pahit itu?

Aku tahu pasti, sebagian manusia memang pintar untuk selalu mencari dalih dan alasan pembenaran bagi semua tindakannya yang belum tentu baik dan benar itu. Diminta pakai masker saja, masih ada yang membuat pernyataan kalau harga masker itu mahal. Diminta diam di rumah saja, masih saja beralasan pergi ke sana dan kemari dengan alasan ini dan itu, meskipun kenyataannya nggak perlu-perlu amat!

Pertanyaannya adalah, "Apakah sekelompok manusia yang masih suka berdalih ini tahu alasannya mengapa para tenaga medis yang menangani corona wajib memakai APD (Alat Pelindung Diri) lengkap?"

Jika aku termasuk virus yang tidak berbahaya, tentu para tenaga medis itu tidak perlu bersusah payah memakai baju ala "astronot" itu. Karena baju itu menimbulkan efek panas dan lelah bagi para pemakainya. Bisa kebayang kan jika baju seperti itu harus dipakai selama kurang lebih enam sampai delapan jam?! Dan karena "sangat berisiko", maka selama mengenakan baju APD, seorang tenaga medis tidak bisa makan, tidak bisa minum, dan bahkan tidak bisa buang air kecil dan buang air besar!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun