Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

[Fiksi Ramadan] Sarung 'Demang Lehman'

14 Mei 2020   21:40 Diperbarui: 14 Mei 2020   21:35 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Wajah Demang Lehman (Sumber foto: ejakrekam.com)

Peristiwa ini terjadi setahun yang lalu, tepatnya di bulan Ramadan 1440 H. Selepas azan Magrib terdengar, Lehman kecil segera bergegas pulang ke rumahnya. Sebelumnya dia sempat basambang bersama teman-temannya di sekitar halaman Taman Cahaya Bumi Selamat Martapura.

Rumah Lehman terletak tak jauh dari kawasan Pasar Cahaya Bumi Selamat Martapura. Pasar ini sangat terkenal dan menjadi salah satu tempat tujuan wisata di Kalimantan Selatan. Di sana dijual berbagai macam perhiasan dan batu permata, juga aneka kerajinan tangan khas Kalimantan Selatan.

Nikmatnya Saat Berbuka

Lehman berlari-lari kecil menuju ke rumahnya. Bangunan itu masih berbentuk bubungan tinggi -- salah satu model rumah khas urang Banua. Sesampai di depan pintu, Lehman segera menghambur ke arah dapur.

Kini di meja makan telah tersedia es nyiur gula habang yang disajikan dalam gelas kaca warna-warni. Karena sangat kehausan, Lehman segera meraih satu gelas es nyiur dan meminumnya dengan tergesa-gesa.

"Hmmm, nyaman banar rasanya, Ma ai," ucap Lehman kepada Mamanya yang terlihat masih sibuk menata sajian menu berbuka puasa sore itu.

"Lehman, segera mandi, ya! Lalu kita nanti salat Isya berjamaah dan tarawih di Masjid Al-Karomah," sahut Mama Lehman.

Tanpa berpikir panjang, Lehman segera menuju kamar mandi. Setelah mandi, ia berbuka puasa bersama keluarganya. Sembari menikmati menu bumbu habang dan pais iwak saluang, sekali waktu Abah Lehman bercerita tentang Perang Banjar.

"Lehman, ikam tahu tidak mengapa kami memberimu nama Muhammad Lehman bin Hadhariyah?" tanya Abahnya di suatu kesempatan.

Mendengar pertanyaan itu, Lehman tampak berpikir sekian waktu lamanya. Mamanya yang duduk tepat di samping kanannya hanya tersenyum mendapati anaknya yang bingung. "Sudah tahukah ikam jawabannya?"

Lehman hanya menggeleng, seolah-olah hendak menegaskan bahwa dirinya memang benar-benar tidak tahu. Saat Abahnya hendak memberi penjelasan, tiba-tiba Lehman berkata, "Ulun tahu, ulun tahu jawabannya!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun