Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sedulur Papat Limo Pancer Adalah Ego State

24 Februari 2012   03:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:15 5867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13300538551890341926

Dari khasanah Nusantara, hampir semua orang Indonesia mengenal tentang istilah ‘saudara empat (sedulur papat), dan lima pusatnya (limo pancer), namun belum semua orang memahami apa yang mau disampaikan dengan filosofi ‘sedulur papat limo pancer’ tersebut.

Hampir kebanyakan orang yang begitu mendengar istilah tersebut langsung berkonotasi bahwa ‘sedulur papat limo pancer’ adalah hal mistik yang bersifat ghaib, yaitu makhluk-makhluk halus atau astral yang menjaga setiap manusia.

Dari judulyang saya tulis, ada dua hal yang akan kita pahami, yaitu ‘sedulur papat limo pancer’ dan ego state. Apakah arti dari masing-masing istilah tersebut, dan apa hubungannya?

Saya akan menulis terlebih dahulu tentang Ego State. Jadi kemungkinan setelah membaca bagian ini anda akan langsung memahami tentang filosofi ‘sedulur papat limo pancer’ tanpa anda membaca bagian tersebut

Eric Berne adalah ahli psikologi yang pertama kali mempelopori teori analisis transaksional. Ego States, kata “ego” berasal dari bahasa Latin yang memiliki arti “saya” dan secara harfiah berarti “diri sendiri”. Kata “state” secara harfiah berarti “bagian” atau ”instansi”. Ego state yang dimaksud oleh Berne adalah instansi-instansi dari suatu kepribadian atau identitas suatu individu. Berne juga menjelaskan bahwa ego state merupakan kepribadian manusia yang dibangun oleh pola-pola perasaan dan pengalaman yang terkait langsung dengan perilakunya.

Saya tidak membahas secara rinci tentang bagaimana sejarah Ego State mulai dipublikasikan dan kemudian bagaimana pula awal mulanya muncul Ego States Therapy. Nanti kita akan memahami Ego States Therapy dalam bagian ‘sedulur papat limo pancer’.

Yang penting adalah sekarang kita memahami istilah Ego State, Ego State sebenarnya adalah bagian dari diri kita yang aktif atau mengendalikan diri kita pada suatu saat tertentu.

Cotoh sederhana adalah perbincangan kita dengan bagian diri kita pada waktu tertentu. Pada saat kita akan akan memutuskan sesuatu. Mari kita ingat kondisi saat kita mau bangun tidur. Ada bagian diri yang berkata, “sebentar ah, sepuluh menit lagi. Kan nggak telat” , namun ada juga bagian diri yang bilang, “ayo semangat dong! Buang rasa malas!” atau ada juga yang berkata, “Sekali-kali nggak masuk kerja nggak apa-apa kan? Absenku kan jarang, hal ini nggak mempengaruhi kondite keja kok

Itulah Ego state! Ada banyak bagian diri kita yang aktif yang akan mengendalikan kita pada suatu saat tertentu.

Dalam Ego States Therapy setiap bagian diri tersebut dapat diajak untuk bicara, diarahkan, dan diberi tugas secara tepat.

Nah, sampai disini tentu saja semakin terbuka dan jelas, apa filosofi dari ‘sedulur papat limo pancer’

Saya mengambil rujukan tentang ‘sedulur papat limo pancer’ ini dari Serat Kidungan Purwojati, yang ditulis sebagai berikut: ‘Ana kidung ing kadang Marmati, Amung tuwuh ing kuwasanira, Nganakaken saciptane Kakang Kawah puniku Kang rumeksa ing awak mami, Anekakake sedya Ing kuwasanipun, Adhi Ari-Ari ingkang Memayungi laku kuwasanireki Angenakken pangarah, Ponang Getih ing rahina wengi Ngrerewangi ulah kang kuwasa Andadekaken karsane, Puser kuwasanipun Nguyu-uyu sabawa mami, Nuruti ing panedha Kuwasanireku Jangkep kadang ingsun, papat Kalimane wus dadi pancer sawiji Tunggal sawujud ingwang. ‘

Dalam filosofi Jawa setiap kelahiran manusia akan disertai saudara yang mengiringinya, yaitu empat saudara: kakang kawah (air ketuban), adi ari-ari (plasenta), getih (darah) dan puser (tali plasenta). Sedangkan yang kelima pancernya adalah diri manusianya itu sendiri.

Empat saudara ini diyakini hidup dan selalu menyertai manusia. Empat saudara ini adalah bagian dari diri kita yang aktif atau mengendalikan diri kita pada suatu saat tertentu (ingat definisi dari Ego State di atas)

Dalam kelompok-kelompok kebatinan jawa, seseorang harus dikenalkan dahulu terhadap saudaranya ini. Dengan satu upacara tertentu (upacara ini menggiring seseorang masuk dalam trance) dengan menggunakan mantra tertentu (self talk). Kemudian seseorang baru bisa bercakap-cakap dengan saudara empat tersebut. Dalam percakapan dengan saudara empat tersebut, sang saudara bisa diberi tugas yang tepat dan berguna, bahkan bisa untuk menghilangkan sifat-sifat jelek, ataupun untuk menghilangkan ingatan masalah tentang masa lalu (bentuk dari Ego State Therapy)

Dalam setiap tindakan, ke empat saudara ini saling berbincang, bersahut-sahutan dan mempengaruhi sang diri (pancer). Untuk itu, dalam filosofi Jawa kita harus berkenalan dengan saudara empat tersebut supaya kita bisa mengarahkan dan bahkan memberdayakan untuk memberikan tugas-tugas yang tepat dengan fungsinya.

Contohnya,

Seseorang yang setiap harinya selalu malas dan menunda-nunda pekerjaan sehingga ia lambat sekali untuk maju. Kemudian ia dikenalkan dengan saudara empatnya, mengajak berbincang-bincang dan mencari tahu siapa saudaranya yang mengajak untuk malas tersebut. Kemudian ia juga mencari saudara yang mengajak untuk semangat dan memerintahkan saudaranya yang semangat untuk memberitahu saudara yang mengajak malas agar tidak mempengaruhi sang pancer.

Pengenalan terhadap saudara empat ini dalam tradisi kebatinan Jawa harus melalui sebuah ritual dan menggunakan mantra tertentu. Ritual yang dilakukan berkaitan dengan apa yang diyakini oleh masyarakat, karena lewat apa yang diyakini tersebut seseorang akan mudah masuk dalam kondisi ‘trance’. Mantra yang digunakan juga menggunakan bahasa yang dipahami oleh orang tersebut yang berguna sebagai ‘self talk’.

Dalam kondisi ‘trance’ tersebut, seseorang akan dengan mudah berbicara dengan bagian dari dirinya (Ego State) dan mantra yang digunakan adalah sebagai sarana untuk self talk atau bicara dengan bagian diri tersebut.

Sekarang kita akan mengenal sifat-sifat dasar dari saudara empat tersebut sehingga saat kita berkomunikasi kita dapat memberikan tugas yang tepat sesuai spesialisasinya.

Yang pertama adalah kakang kawah (air ketuban),

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun