Cepat- cepat ku beranjak keperaduanku...
Saat gumpalan awan tak bersahabat menyebar di langit -langit hari....
Mengusir mentari yang berkilauan..
Bergerak kelabu berkatmu.. Membawa kantong air yang siap di hujamkan ke ibu pertiwi..
Bergegas bergerak menerjang...di jalan ini, yang kering.. Kau hujami.. Ribuan air seperti kerikil-kerikil tajam yang langsung meresap ke ulu hatiku
Saat aku menghayati sejarahnya. ... Kasihku..
Bersama peluh dan keluhku.. Ku sekarang bersama Menjejaki aspal,yang menguap entah itu hujan dan panas... Membawa kehangatan cinta kita..
Menembus ke pori-pori tanah ini...
Kurasakan getar pengorbananmu... Menciptakan semngat yang baru.. Sampai mengering mantolku yang basah terkena sengatan kasihmu..
-mungkin sebuah pamit perpisahan, hanya sekejap kukatakan ...
Saat ku nantikan kembali mentari pagi..