Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... write like nobody will rate you

"Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir" | Matematika dan Sains ~ Humaniora | Kanal WA: Mathbox dan CiremaikuRing | Email: esdia81@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Tafsir Keliru Gestur Politik Jokowi

14 Agustus 2023   19:24 Diperbarui: 14 Agustus 2023   19:43 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi-Prabowo (Foto: Muchlis Jr. - Biro Pers Sekretariat Presiden).

Dalam pilpres, support relawan memang cukup signifikan, tetapi peranan partai dalam melengkapi syarat konstitusional tidak dapat diabaikan.

Fakta menunjukkan bahwa Jokowi tidak keluar partai. Bisa dibandingkan dengan kasus Sandiaga Uno-Gerindra; pernah masuk, lalu keluar, kemudian masuk lagi, dan kini keluar lagi. Artinya, keluar masuk partai itu tidak sulit, tetapi Jokowi memiliki pendirian.

Di sisi lain Jokowi memang pernah dibawa Prabowo dari Solo ke Pilgub Jakarta. Namun kerangkanya lagi-lagi masih tetap di bawah naungan partai. Begitu pula ketika suara publik yang kencang mendesak agar Jokowi dicapreskan ketika baru saja memimpin Jakarta.

Di lingkungan PDIP keputusan maju tidaknya kader untuk pileg/pilkada/pilpres itu sepenuhnya dipegang Ketum Megawati.

Soal Megawati mengambil keuntungan dari dinamika eksternal tentunya adalah simbiosis yang normal. Ada udang, ada bakwan. Nyatanya segelintir --bahkan-- ketum parpol yang maksa nyapres juga tak naik-naik elektabilitasnya karena tidak mendapat sambutan warga. Puan Maharani sendiri pun sampai ditarik kembali setelah di-endorse habis-habisan tetapi gagal mengorbit.

Kemudian yang perlu kita lihat juga adalah sosok Jokowi sebagai pribadi yang menjaga kesantunan.

Perkawanan Jokowi dengan Prabowo sebagai lawan politik ibarat hubungan Messi-Ronaldo dalam sepakbola. Atau Federer-Nadal pemain tenis. Panas di lapangan tetapi respek di luar. Begitulah ada kalanya dalam satu pertarungan yang melibatkan pribadi-pribadi berkarakter.

Pasca kemenangan pilpres pertama, Jokowi menawarkan kursi RI-2 untuk Prabowo untuk menghadapi Pilpres 2019. Prabowo menolak meski toh akhirnya bergabung juga masuk kabinet. Hubungan yang erat Jokowi-Prabowo terjalin bahkan sejak sebelum pelantikan menteri. Dalam pandangan Jokowi, Prabowo adalah mantan lawan main pilpres yang setara kedudukannya.

Dalam konteks kesetaraan itulah Jokowi menghormati hak politik Prabowo untuk menentukan sikap menghadapi Pemilu 2024. Bergabung terus dalam koalisi ataukah kembali bertarung; semuanya dikembalikan utuh ke Prabowo seperti sedia kala pada saat tawaran untuk bergabung diberikan.

PDIP percaya diri karena punya sejarah

Dalam relasi Jokowi-Prabowo dengan latar belakang konteks hubungan Gerindra-PDIP; garis pemisah seolah luntur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun