Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Cerita PPKM, Mahfud MD Kritik "Ikatan Cinta", PAN Tuntut RS Khusus DPR

16 Juli 2021   19:04 Diperbarui: 16 Juli 2021   19:21 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster sinetron Ikatan Cinta (twitter/ RCTI).

Seperti ketika Mensos Risma yang marah-marah kepada anak buahnya di Bandung itu. Dan tentang ancaman untuk memindahkan ke Papua jika ASN malas bekerja. Inti kemarahan Risma sebetulnya jengkel karena mereka yang digaji regular itu tak berempati pada kesulitan warga. Tetapi yang dipelintir justru celetukan Papua-nya.

Bukhori Yusuf menyentil Risma lewat media agar tak bikin gaduh. Politisi PKS ini menggarisbawahi soal Papua-nya saja dan membuang kronologi garis besar dan latar belakang kemarahan Risma di Bandung.


Lalu, jika pejabat turun ke lapangan dan tak berkomentar apa-apa, apakah akan diapresiasi? Juga belum tentu.

Contohnya Jokowi yang mengunjungi sejumlah titik di Jakarta yang sedang dicekam corona. Angka kematian tinggi di ibu kota dan jumlah kasus harian membuat layanan faskes keteteran. Tiga lokasi yang diambil sampel pantauan yaitu Kampung Sunter, asrama haji Pondok Gede, dan rusun Pasar Rumput.

Kapasitas Jokowi tentu sebagai kepala negara yang berempati merasakan dari dekat bagaimana warga menghadapi pandemi secara real time. Dalam kunjungan mendadak itu Presiden membagikan bansos dan paket obat isoman. Selain bantuan langsung hal itu juga menjadi contoh --dan komando-- agar kepala daerah turun langsung menemui penduduk yang terdampak.

Apa yang dilakukan Jokowi menurut Demokrat tidak tepat karena menimbulkan kerumunan --padahal mendadak dan malam hari. Andi Arief  yang mengatakan begitu. Menurut Andi hanya dua pejabat yang bagus kerjanya yaitu Menkes dan Kapolri.


Apa yang diungkapkan oleh tokoh-tokoh parpol --Fadli Zon, Fahri Hamzah, Bukhori Yusuf, Andi Arief-- dalam iklim demokrasi tentu sah dan tak ada larangan. Tetapi selain berbicara klak klik klak klik di gawai masing-masing, alangkah baiknya parpol juga mau berpartisipasi membendung dampak pandemi. Menyisihkan dana, urun tenaga.

Saat ini pandemi sedang dalam kondisi yang terus bertambah buruk. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga berbagai belahan dunia.

Dampaknya tak hanya warga biasa, sejumlah kepala daerah menjadi korban dan bahkan pejabat pusat. Belum lama anggota DPR dari PAN yaitu John Siffy Mirin meninggal dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun