Pada zaman Pak Harto, rapat aktivis mahasiswa itu harus gelap. Dan tidak menjamin aparat tak bisa mengendus gerakan klandestin tersebut.
Masa itu posisi sekretariat selalu bisa bocor kenang seorang aktivis senior dalam satu kesempatan. Salah satu bentuknya yaitu kiriman surat cinta dari Koramil atau Korem meski alamat dikamuflase sedemikian rupa.
Pernak-pernik bagaimana kuatnya cengkeraman aparat di leher warga tentu ada banyak cerita. Tidak hanya mahasiswa, kelompok lain seperti pegawai negeri, buruh, dan petani, semuanya tak luput dari pengawasan pihak keamanan.
Kondisi tersebut secara tepat dikatakan Gatot Nurmantyo sebagai kondisi TNI pada titik yang paling rendah. Kondisi di mana militer dijadikan alat kekuatan oleh segelintir elit politik. Gatot mengatakan hal itu dalam webinar yang digelar KAMI Jumat malam (cnnindonesia.com, 04/12).
Mantan panglima menyorot peran TNI yang dianggap harus kembali ke jalur profesionalisme. Angkatan bersenjata yang dulu disebut ABRI itu kini sedang ditarik menjadi kekuatan politik seperti pada era orde baru dahulu.
Gatot Nurmantyo, Presidium KAMI:
"Kalau kita melihat perkembangan situasi yang terjadi akhir-akhir ini ada warning, peringatan, bahwa TNI telah terlihat menjadi seperti pada tahun orde baru yang lalu. Ada usaha-usaha untuk menarik (TNI) menjadi kekuatan.Â
Inilah yang dulu menyebabkan ABRI jatuh pada titik paling rendah."Â
Jika melihat konteks, yang dimaksud Ketua Presidium KAMI itu jelas erat kaitannya dengan aksi TNI belakangan ini.
Siang tadi PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) unjuk taring dengan menggelar apel kesiagaan di JICT II. Sebelumnya, Panglima TNI Hadi Tjahjanto mengadakan inspeksi kesiagaan pasukan khusus TNI tiga matra: Koppassus, Marinir, dan Paskhas.
Apakah OPM Papua itu begitu besar hingga Jakarta harus diabaikan?
Mestinya sama-sama, di mana pun ancaman terhadap stabilitas NKRI berada maka ke sana pula TNI harus siap dikirim. Â Untuk itulah PPRC dipersiapkan hari ini, memberikan reaksi kilat tak lebih dari 1x24 jam jika sewaktu-waktu diperlukan.
Tidak hanya Papua atau Jakarta, tetapi juga di Tinombala, Pamekasan, Makassar, dan daerah lain sekarang sedang ikut memanas. Di Majalengka dan Pelabuhan Ratu tiba-tiba muncul pula seruan azan jihad. Memang jika dihitung-hitung ternyata ada banyak gangguan kamtibmas pada tiga hari awal Desember ini.