Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Duel Hacker Kasus Denny Siregar, Telkomsel Didesak Lakukan Investigasi

10 Juli 2020   06:08 Diperbarui: 10 Juli 2020   06:07 3178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keamanan data (afcea.org).

Kasus yang menimpa Denny Siregar semakin kompleks.

Belum tuntas perkara postingan foto santri, muncul lagi masalah lebih pelik yaitu bocornya data pelanggan Telkomsel ke tangan orang yang tidak berhak. Tidak tanggung-tanggung, selain data pribadi Denny Siregar, register nomor HP diduga milik Jenderal (Purn.) Dr. Moeldoko juga ikut bobol!

Persoalan awal sebenarnya sederhana.

Pegiat medsos Denny Siregar menyoroti pelibatan anak-anak dalam demo yang marak belakangan ini. Dalam postingan yang diunggah di twitter @Dennysiregar7, penulis buku tersebut menambahkan foto santri anak-anak sebagai ilustrasi. Foto inilah yang kemudian disomasi ustad Ahmad Ruslan dari Tasikmalaya hingga berujung tuntutan hukum.

Kronologi

Lalu, bagaimana bisa Telkomsel dan Kepala KSP Moeldoko ikut terseret dalam pusaran kasus ini? Ceritanya terkait dengan memanasnya pertikaian antarkubu pendukung pemerintah dengan oposan.

Ketika pengaduan Ahmad Ruslan masih diproses kepolisian, muncul pihak ketiga yaitu akun twitter @opposite6891. Saat ini akun tersebut sudah tidak aktif.

Sosok anonim tersebut awalnya mengaku telah meretas  --sehingga disebut hacker atau cracker--  database provider milik Telkomsel untuk mengakses data pribadi Denny Siregar. Data yang diperoleh pelaku lalu diumbar ke publik, termasuk data anggota keluarga lain, sebagai bentuk intimidasi terhadap yang bersangkutan.  

Aksi persekusi digital itu tentu bukan hal sepele karena bisa berujung persekusi fisik. Urusan pribadi di medsos dunia maya --dan tengah diurus kepolisian-- bergeser menjadi urusan anggota keluarga lain di dunia nyata, yang mungkin tidak terlibat dan tidak tahu menahu sama sekali.

Selain Denny Siregar, opposite juga mengunggah tampilan konsol yang memperlihatkan data register nomor seluler Moeldoko. Belum diketahui maksud tindakan tersebut, apakah untuk meyakinkan (sebagai pembanding) bahwa data profil Denny itu asli, ataukah punya maksud lain.

Pada tahap ini kompleksitas masalah beranjak naik.

Sengketa tafsir postingan antara Denny Siregar dengan Ahmad Ruslan boleh dikatakan urusan personal meski masing-masing mewakili kelompok yang berbeda. Namun, kebocoran data pelanggan termasuk data (yang diduga) milik Jenderal Moeldoko itu membuka persoalan lain yang dimensinya lebih luas.

Moeldoko adalah pejabat publik, Kepala Kantor Staf Kepresidenan; sedangkan Telkomsel adalah anak usaha PT Telkom, salah satu BUMN di Indonesia.

Atas terjadinya insiden yang berpotensi membahayakan dirinya itu Denny Siregar lalu menuntut Telkomsel untuk menjelaskan seperti apa bentuk perlindungan dan keamanan data pelanggan. Dari pihak Kepala KSP Jenderal Moeldoko hingga kini belum ada tanggapan.

Kementerian Kominfo kemudian menanggapi dinamika kasus yang berada dalam domainnya. Pucuk pimpinan Kominfo Menteri Johnny G Plate mendesak penyelenggara jaringan seluler terkait untuk melakukan investigasi internal (jppn.com, 06/ 07/ 2020).

Menteri Kominfo Johnny G Plate:

"Kementerian Kemenkominfo telah meminta kepada penyelenggara jaringan bergerak seluler terkait, untuk melakukan investigasi internal. Selain itu juga menelusuri apakah telah terjadi pencurian atau kebocoran data pelanggan telekomunikasi seluler. Diharapkan hasil investigasi ini dapat segera disampaikan."

Aksi balasan

Klaim  peretasan opposite kemudian mengundang kehadiran lawan sepadan --atau mungkin lebih tinggi rank-nya. Adalah sosok berjuluk el diablo lewat akun @xdigeeembok yang kemudian mengungkap bahwa data opposite bukanlah produk peretasan. Huruf x merujuk pada angka 10, serial akunnya yang terbaru.

Klaim opposite dianggap palsu oleh el diablo dengan pemaparan sederet bukti pendukung dan penjelasan untuk membangun logika. Bagian ini tentu disertai psywar  yang menarik untuk diikuti. Banyak netizen pendukung kedua kubu sengaja meluangkan waktu untuk menyimak soal jawab klaim dari jagoan masing-masing.

Lewat utas cuitannya el diablo mengatakan bahwa ada pihak internal provider yang bersekongkol untuk mensuplai data kepada opposite. Analoginya dalam kasus kecurian di rumah, bukan malingnya yang masuk ke rumah tetapi justru  ada orang rumah yang memberikan barang curian kepada maling.

Tidak hanya mengungkap lokasi gerai di mana oknum pembocor data bekerja, el diablo juga kemudian memburu jejak digital pelarian opposite untuk melacak posisinya.

Masih lewat utas twitnya, akun yang sudah tumbang 9 kali tersebut mengiris tipis-tipis --menurut istilah follower-- bagaimana dan dari mana opposite beraksi. Data personal lawan duelnya itu, yang disinyalir berada di Yordania, gantian dibocorkan ke publik sebagai ganjaran setimpal atas tindakannya terhadap Denny Siregar.

Keamanan data

Banyak pelajaran yang dapat kita catat dari kasus tersebut. Yang utama tentu berhubungan dengan keamanan data pribadi. Data tersebut dikuasai pemerintah dan atau pihak swasta; baik itu yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

Selalu ada alasan bagi segelintir orang untuk mencari tahu informasi pribadi orang lain. Demi alasan ekonomi, politik, atau kepentingan lain, seseorang bisa menerobos sistem pengamanan untuk mengakses informasi tertentu secara ilegal.

Dalam kasus yang kita bahas terbukti, tidak hanya data pegiat medsos saja yang notabene warga biasa bisa menjadi target peretasan. Sosok pejabat publik di lingkar istana pun ternyata rentan.

Di dunia digital data itu secara kolektif bersifat persona non grata, perbedaannya hanya terletak pada seberapa ketat pengamanan diterapkan oleh pemilik sistem.

Pelaku peretasan/ pembocoran data juga bisa siapa saja dan dari mana saja. Oknum yang menguliti identitas Denny Siregar --menurut el diablo-- berasal dari Indonesia sendiri tetapi  menjalankan aksinya dari  Yordania.  Varian lain untuk kasus yang berbeda bisa bermacam-macam. Mungkin orang asing yang beroperasi di Indonesia; mungkin pula warga negara kita yang beraksi di negeri orang.  

Bersamaan dengan tuntutan investigasi internal terhadap Telkomsel terkait kasus ini, kita berharap pemerintah lebih peduli terhadap keamanan data. Selain itu aspek hukum dalam perspektif global semakin urgen pula untuk dikaji, di tengah padatnya lalu lintas data dan aktivitas manusia yang tak berbatas.***

*) Berkaitan dengan adanya informasi personal tidak semua link pendukung tulisan ini penulis tampilkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun