Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jadi Benteng Tim Ekonomi Jokowi, LBP Memang Jago Strategi

11 Juni 2020   04:32 Diperbarui: 11 Juni 2020   06:08 2458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rizal Ramli dan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (pojoksatu.id).

Tantangan debat ekonomi Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) kepada pegiat medsos disambut baik Rizal Ramli (RR). Rencananya dalam debat tersebut akan  bergabung pula dosen senior UI, DR. Djamester Simarmata (kompas.com. 10/ 06/ 2020).

Untuk memanaskan mesin, tak lupa masing-masing pihak adu urat syaraf bak petarung UFC, psy-war. RR yang kerap mengkritisi menkeu, menuntut semua tim ekonomi Jokowi mundur kalau mereka kalah debat; dan sebaliknya, ia akan berhenti mengkritik pemerintah kalau dirinya yang kehabisan kata-kata.

LBP santai menanggapi.

"Enak di elu dong kalo taruhannya cuma gitu doang!" Begitu menurut bahasa anak nongkrong. Mantan Jenderal Kopassus itu pura-pura tidak terima taruhan RR yang dinilainya tidak sepadan.

Sosok  DR. Djamester juga ternyata sudah sering memberi masukan kepada pemerintah via twitter. Namun demikian pihak yang ditujunya bukan LBP. Sama seperti RR, yang menjadi sasaran kritik adalah koleganya sendiri di UI, Menkeu Sri Mulyani Indrawati (SMI).

Menurut Djamester seperti dikutip gelora.co, tidak benar teori utang luar negeri pemerintah masih aman kalau jumlahnya di bawah 60 persen dari PDB. Dosen senior FEUI ini berpendapat bahwa yang 60 persen itu adalah total utang dalam dan luar negeri  yang Indonesia sudah mencapai ambang itu.

Dr. Djamester Simarmata (gelora.co).
Dr. Djamester Simarmata (gelora.co).
Menkeu SMI tentu tidak dengan tangan kosong membuat kebijakan-kebijakan berkenaan dengan anggaran negara.  Reputasi bagi seorang teknokrat adalah pertaruhan yang akan dibela mati-matian dengan segenap kemampuan akademis dan pengalaman. Apalagi menyangkut kebijakan yang menentukan hajat hidup jutaan warga se-Indonesia.

Menghadapi lawan-lawan pengkritiknya, SMI pasti paham landasan teoritis dan metode penerapan yang mereka ajukan. Tetapi dalam soal implementasi kebijakan, teori-teori yang ada itu hanyalah sederet pilihan yang harus diambil dengan segala konsekuensinya. Dan SMI sebagai eksekutif harus punya keberanian untuk mengambil keputusan.  

Meski tahu bahwa menkeu siap dengan penjelasan --seperti yang biasa dilakukan dalam dialog dengan DPR-- tapi Menko Luhut juga paham bahwa tidak akan kondusif jika SMI yang berhadapan langsung; baik dengan kang kepret RR, maupun Djamester. Maka Luhut kemudian mengambil langkah menengahi dengan harapan baik untuk semua pihak.

Melalui debat (baca: dialog) Luhut jadi punya media efektif untuk mensosialisasikan kebijakan pemerintah. Dan, melalui media yang sama pula pemerintah punya model saluran untuk menyerap aspirasi warga secara elegan. Setidaknya bukan monolog satu arah dalam debat kusir yang kacau di jagat maya.

Secara pribadi LBP memiliki cukup kedekatan dengan Rizal Ramli mengingat keduanya sama-sama mantan kabinet Gus Dur. Tetapi langkah melibatkan Prof. Djamester tampaknya merupakan hasil perhitungan yang sudah matang. Dengan kehadiran pihak ketiga maka fokus perhatian publik tidak melulu tertuju pada rivalitas opini antara dirinya sebagai wakil pemerintah dengan RR sebagai representasi pihak oposisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun