Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Vaksin BCG dan Rahasia Kekebalan Terhadap Pandemi Corona

9 April 2020   18:59 Diperbarui: 9 April 2020   19:30 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vaksinasi (westport-news.com/ Ted S. Warren, AP).

Sekelompok peneliti dari Amerika Serikat baru-baru ini mencoba menggali fakta adanya hubungan  antara imunisasi BCG dengan kekebalan terhadap virus corona di sejumlah negara (detik.com).

BCG singkatan dari Bacille Calmette-Guerin, adalah vaksin untuk penyakit TBC (tuberculosis) yang dibuat dari biakan bakteri Mycobacterium bovis yang sudah dilemahkan. Bakteri M. bovis adalah kerabat  terdekat Mycobacterium tuberculosa yang menyebabkan TBC.

Temuan ilmuwan dari Department of Biomedical Sciences, New York Institute of Technology, mengungkap bahwa negara dengan program imunisasi BCG lebih kebal corona. Rata-rata tingkat kematian per 1 juta penduduk akibat Covid-19 di negara-negara tersebut yaitu antara 0,4-0,78.

Negara-negara  yang tidak memiliki program universal perlindungan dari penyakit TBC ini bernasib sebaliknya, angka kematian rata-rata berada di kisaran 7,3-16,39.

Negara-negara yang tidak memiliki program imunisasi BCG seperti Italia, Amerika Serikat, Belanda, dan Belgia memiliki tingkat keparahan yang tinggi akibat serangan pandemi Covid-19. Berikut angka kematian per 1 juta penduduk di negara tersebut, dikutip dari worldometers.info:

  • Italia: 292,
  • Amerika Serikat: 45,
  • Belanda: 131,
  • Belgia: 218.

Jangan tanya masalah kekuatan ekonomi dan fasilitas kesehatan di negara-negara tersebut. Mereka cukup kampiun dalam soal itu.

Negara yang memiliki program imunisasi BCG yaitu Jepang dan Iran sebagai perbandingan, data tingkat kematian per 1 juta penduduknya yaitu:

Meskipun Iran memiliki program imunisasi untuk menangkal TBC tetapi penerapannya baru dimulai tahun 1984. Golongan lanjut usia belum sempat terlindungi dari wabah corona.

Selain itu saat ini Iran berada dalam kondisi keterbatasan akibat sanksi ekonomi Amerika Serikat dan sekutunya. Fasilitas kesehatan terbatas dan sumber keuangan sangat minim.

Bagaimana dengan Indonesia?

Tingkat kematian akibat wabah Covid-19 per 1 juta penduduk saat ini yaitu 1,0. Artinya tiap 1 juta penduduk di Indonesia ada 1 orang yang menjadi korban keganasan corona. Ada kenaikan dalam 2-3 minggu terakhir dari sebelumnya 0,4 kemudian 0,8; seiring jumlah kematian yang terus bertambah akibat wabah. Mudah-mudahan grafik akan segera turun dan terus berhenti.

Soal imunisasi BCG pencegah TBC kita juga punya riwayat yang lebih dini ketimbang Iran.

Program imunisasi BCG sudah dirintis sejak era Presiden Sukarno tahun 1952 dan ditetapkan sebagai program nasional dalam workshop Kemenkes tahun 1969. Pelaksanaannya kemudian diintegrasikan dengan imunisasi cacar  tahun 1972 (sumber).

Penduduk Indonesia yang lahir dari mulai  tahun 1952 dan pernah mendapat vaksin BCG saat ini berusia sekitar 68 tahun paling tua.

Keampuhan BCG juga ternyata menarik minat Perancis dan Australia untuk melakukan uji coba (kompas.com).

Sebanyak 500 tenaga medis di garda depan penanggulangan virus corona akan mendapa vaksinasi BCG, sementara 500 lainnya akan diberi placebo yang tidak mengandung efek apa pun.

Australia akan menguji dengan jumlah sampel yang lebih banyak lagi. Sebanyak 4000 tenaga medis akan divaksinasi BCG dengan harapan dapat melindungi paru-paru mereka dari invasi corona.

Diakui oleh para peneliti tersebut bahwa BCG belum tentu obat paling mujarab yang mereka cari. Seandainya iya, maka sejumlah langkah masih diperlukan untuk menemukan titik akurasi yang lebih tepat. Banyak faktor yang perlu diperhitungkan seperti usia, dosis, dan efek samping lainnya.

Mesin Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk mendeteksi penyakit TBC yang kini sedang dicoba penerapannya untuk mendeteksi penyakit Covid-19 akibat virus corona (kumparan.com).
Mesin Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk mendeteksi penyakit TBC yang kini sedang dicoba penerapannya untuk mendeteksi penyakit Covid-19 akibat virus corona (kumparan.com).
Indonesia juga mencoba inovasi yang masih punya hubungan dengan penyakit tuberculosis.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan corona Achmad Yurianto mengatakan Indonesia akan menggunakan mesin TCM (Tes Cepat Molekuler) pendeteksi TBC untuk membantu mengenali pasien yang terdampak corona. Rumah sakit di Indonesia umumnya memiliki alat tersebut sehingga diharapkan dapat memperpendek waktu penanganan dan menekan angka kematian (katadata.co.id).

Uji deteksi virus corona saat ini yang ada yaitu rapid test dan PCR dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya. Rapid test punya kecepatan tetapi kurang akurat, sementara teknik PCR lebih akurat cuma waktunya lebih lama. Mesin TCM yang jumlahnya ada 132 di seluruh Indonesia diharapkan dapat mengisi celah  kekurangan kedua metode yang sedang berjalan.

Di tengah perlombaan ilmuwan dunia untuk menemukan cara efektif perlindungan terhadap pandemi corona, semua cara yang masuk akal dan ilmiah perlu dicoba. Yang penting selalu optimis dan tidak berputus asa.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun