Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Karier Politik Anies Baswedan Terancam "Stunting"

24 Januari 2020   08:30 Diperbarui: 24 Januari 2020   11:51 4987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (24/10/2019).| Sumber: Kompas.com/Nursita Sari

Pintu Nasdem juga tampaknya terbuka bagi Anies. Ketika manuver-manuver pascapilpres sedang kacau-kacaunya, Surya Paloh mengundang Anies secara pribadi dan memberikan apresiasi khusus kala itu dengan panggilan calon presiden 2024.

Parpol sebagai kendaraan politik bagi politisi Indonesia itu perannya sangat vital, sejauh ini.

Ahok yang sempat menguji jalur independen akhirnya kandas (atau dikandaskan?). Kini mantan Gubernur DKI itu resmi memakai jas merah PDIP.

Sandiaga Uno juga pernah sebentar mengalami masa status non-parpol. Sempat didekati Golkar dan PAN tetapi akhirnya Sandi memutuskan untuk balik ke kandang lama, Gerindra.

Fakta-fakta lain yang memperkuat pentingnya peran parpol adalah pudarnya posisi tawar beberapa tokoh ketika berhadapan dengan realitas untuk berkontestasi. 

Massa ormas atau pasukan nasi bungkus (massa dadakan) sulit untuk menjadi sandaran yang efektif dibandingkan dengan lobi-lobi parpol.

Sosok-sosok non-partai seperti Gatot Nurmantyo atau Rizal Ramli pada akhirnya terpinggirkan dalam pesta demokrasi kita meskipun secara kapasitas tentu tidak diragukan lagi. Kekuatan dan ukuran besar kecilnya partai juga berpengaruh. 

Moeldoko (Hanura) atau Yusril Ihza Mahendra (PBB) pasti bisa berbuat lebih banyak jika partai asal mereka sedikit saja lebih besar, sekelas Nasdem atau PKB.

Memperbaiki gaya komunikasi
Bagi lawan-lawan politiknya, kelemahan Anies Baswedan justru terletak pada kelebihannya. Ibarat peribahasa, mati kesturi karena baunya.

Kemampuan Anies dalam berkomunikasi seharusnya dapat digunakan secara bijak. Sebagai pembuat keputusan, skill menata kata seharusnya diarahkan untuk meredam polemik-polemik, bukan malah memperbesarnya.

Dalam kasus penanganan banjir lalu di mana Anies terlibat perdebatan tidak langsung (via media) dengan Menteri PUPR (dan bahkan presiden), publik bisa menilai bahwa gubernur cenderung membela diri untuk menutupi kewajiban-kewajiban yang belum dikerjakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun