Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Luhut Undang Investor AS dan Arab, Jokowi Gerah dengan Konflik Natuna?

7 Januari 2020   07:43 Diperbarui: 8 Januari 2020   09:19 1821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Luhut Binsar Pandjaitan dan Presiden Jokowi (Photo by President Office).

Sekarang menteri multi talenta tersebut bisa bernapas lebih lapang. Tudingan bahwa dirinya condong ke kiri berhasil ditepis dengan sempurna.

Jika Indonesia menerima investasi dari mana saja; mengapa Luhut begitu menekankan soal tudingan pro investasi China yang memang sudah berjalan lebih dahulu?

Menilik sikap pemerintah bahwa tidak ada visi misi menteri dan yang ada hanya visi misi presiden; berarti pernyataan Luhut tersebut simetris juga dengan sikap Jokowi.

Jangan-jangan memang benar apa yang menjadi analisis Lowy Institute Foreign Policy; bahwa ada indikasi komitmen Jokowi terhadap kerjasama Indonesia-China bisa berubah jika konflik Natuna terus terjadi.

Laporan Lowy Institute bertajuk "Indonesia di Laut China Selatan: Berjalan Sendiri" yang dirilis 2017 menyoroti respon Jokowi terhadap insiden-insiden yang terjadi di Natuna sejak era SBY hingga tahun 2016.

Pendekatan Jokowi dinilai sudah bergeser dari penyelesaian multilateral (ASEAN), menjadi upaya unilateral yang fokus pada kepentingan Indonesia sendiri. 

Lambannya pembahasan lewat meja perundingan berbanding terbalik dengan semakin intensnya penyerobotan oleh kapal-kapal asing di Natuna telah membuanya skeptis.

Intinya, Jokowi memang sudah gerah dengan meningkatnya pelanggaran-pelanggaran kapal asing di Natuna, meski harus menahan diri demi hubungan baik Indonesia-China di bidang ekonomi.

Kini dengan insiden provokasi 3 kapal coast guard China di ZEE Natuna, tampaknya kesabaran pemerintah sudah berada pada titik nadir.

Pernyataan Luhut di atas yang menepis tudingan pro China seolah ditujukan untuk 2 pihak sekaligus.

Pertama, kepada hater oposan yang tidak lelah mengorek bukti kedekatan Jokowi dengan China. Fakta tersebut diperlukan untuk membuktikan bahwa isu pembiaran komunisme yang mereka ciptakan bukanlah fitnah atau hoaks. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun