Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menjadi Mahasiswa "Double Minority" Gara-gara Bertani

22 Mei 2019   06:38 Diperbarui: 22 Mei 2019   07:01 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman padi mulai berisi (dokpri).

Beruntung pihak kampus memiliki gelombang frekuensi yang sama soal pelestarian lingkungan. Mereka memberikan izin pengelolaan lahan inventaris yang masih berupa sawah di belakang kampus. Satu bantuan yang tak ternilai harganya waktu itu.

Bagaimana mungkin memasyarakatkan cara bertani organik jika mengandalkan ceramah atau diskusi saja? Perlu bukti berupa sawah yang digarap secara nyata, artinya harus ada lahan.

Pertanian organik adalah  cara bertani yang berprinsip 'kembali ke alam'.  Metode  ini mensyaratkan pengelolaan yang ramah lingkungan yaitu menghindari penggunaan bahan-bahan kimia sintetik buatan pabrik.

Bercocok tanam tanpa bekal pengetahuan dan kepedulian lingkungan diam-diam berpotensi merugikan manusia sendiri.

Pemupukan berlebihan menyebabkan ledakan populasi gulma air yang mempercepat pendangkalan sistem irigasi dan badan air seperti danau, situ, dan waduk. Sementara, pestisida untuk melindungi tanaman ternyata tidak hanya ampuh membasmi hama tetapi sekaligus dapat membunuh hewan-hewan liar yang berguna bagi manusia.

Cara bertani tradisional yang menjadi inspirasi pertanian organik menawarkan solusi alternatif.

Pupuk berupa kompos dapat dibuat dari olahan sampah organik yang difermentasi. Proses dekomposisi tersebut dapat dipercepat dengan menambahkan air nira untuk merangsang perkembangbiakan mikroorganisme tanah. Mikroba alami tersebut mengurai senyawa kompleks menjadi unsur hara sebagai nutrisi tanaman.

Demikian juga dengan pestisida alami atau biopestisida.  Pembasmi hama serangga dapat dibuat dengan memanfaatkan  bahan-bahan sederhana. Contohnya yaitu biopestisida dari asap cair limbah tempurung kelapa. Murah tapi cukup efektif.

Limbah tempurung kelapa dapat dimanfaatkan untuk pembuatan biopestisida alami yang ramah lingkungan (8villages.com).
Limbah tempurung kelapa dapat dimanfaatkan untuk pembuatan biopestisida alami yang ramah lingkungan (8villages.com).

Satu paket dalam  metode pertanian organik adalah penggunaan benih varietas lokal. 

Di Indonesia terdapat ratusan varietas padi lokal. Beberapa varietas yang berhasil kami peroleh diantaranya yaitu pandan wangi, gandamana, padi hitam, garung, rojolele, cere, dan mentik wangi. Total ada sekitar 35 varietas pada waktu itu, kebanyakan diperoleh dari hasil barter dengan sesama petani organik di sekitar eks-karesidenan Banyumas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun