Mohon tunggu...
Agung Prastowo
Agung Prastowo Mohon Tunggu... -

Aktif di Wisdom Indonesia - Banggain Daerahmu, Cintain Indonesiamu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perjuangan Menjadi Penulis, Lebih Sulit daripada Mengajak Kamu Menikah

22 Mei 2016   08:33 Diperbarui: 22 Mei 2016   21:29 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang bermimpi menjadi seorang penulis. Bukan Cuma penulis professional atau jurnalis di media ngetop, tapi minimal menulis dengan baik cerita- cerita hidupnya.

Aku punya niat itu sudah sejak sekitar 10 tahun lalu. Waktu itu, pas waktu dimana seorang abg butuh sekali pengakuan keren dari orang yang sedang dia Kecengin. Pernah kan mendengar tren meninggalkan secarik kertas atau binder yang isinya biodata lengkap kita agar dibaca doi? Aku rasa kamu pernah, minimal tau.

Waktu itu, aku, seperti banyaknya anak abg kelas terong, yang sana sini tepe- tepe, dengan seabrek gaya nan polos. Usia anak- anak kasep, kata psikolog adalah masa- masa berekspresi yang nanggung, yang pengen ini itu, sementara belum tau caranya. Pengen ngajak kesini kesitu, belum punya amunisi. Yang dia lakukan adalah mencari pengakuan, biasanya dengan tujuan menyedot perhatian.

Sejak waktu itu, aku termotivasi menjadi penulis, penulis kecil- kecilan yang minimal punya blog. Tanpa diskusi panjang, aku membuat blog, dan berbagai kelengkapan ala kadarnya.

Hampir setiap hari aku membuka blog itu. Tapi setiap kali berniat membuat sebuah cerita, yang ada hanya bayang- bayang dari antah berantah. Usia SMA awal memang usia dimana seorang anak punya imajinasi yang sangat produktif, dan waktu itu imajinasiku mentok dengan rangkaian kata- kata yang susah dipahami.

Aku memutuskan untuk berhanti, dan sesekali mengganti nama blog ku. Dari yang sok elegan, sampai ke nama- nama yang yang alay. Lagi- lagi aku masih terobsesi menjadi penulis agar ungkapan- ungkapan romantisku bisa dibaca oleh orang- orang yang sedang aku dekati.

Tahun terus berganti, kenaikan kelas terus berlalu. Niat menjadi penulis tak pernah luntur.

Aku sekolah di STM (sebutan klasik untuk smk pria). Sekolah di STM jurusan Teknik Komputer, waktu itu sangat mentereng. Apalagi di sebuah sekolah faforit yang bahkan satu desaku, hanya 2 orang berhasil masuk dari sekian banyak anak tetanggaku yang mendaftar. Sedikit paham tentang bagaimana membuat blog dengan tampilan menarik, keminatanku menulis semakin hari semakin meningkat. Blog- blog yang tadi kubuat terus ku oprek, terus kuganti nama dan tampilannya.

Bertembah kemampuan membuat tampilan, ternyata aku semakin kesulitan merangkai kata- kata. Setiap kali login, baru dapat satu alinea, sudah gatal ingin masang ini, masang itu, ganti tema, ganti itu dan seterusnya. Alhasil, tampilan tak pernah selesai, dan isinya tak pernah ada.

Lama – lama aku males sendiri. Mengatasi kesulitan menulis sungguh berat. Ide- ide yang kudapat di kamar mandi, atau dijalanan, yang bahkan sudah kutulis di secarik kertas juga gagal aku rangkai menjadi sebuah kalimat- kaimat yang enak dibaca. Aku menyerah dan blog itu mangkrak lebih dari 5 tahun. Hanya sesekali ganti tema, ganti tampilan, widget, lagi dan lagi begitu. Sudahlah, mungkin memang nasibku bukan jadi penulis.

Keinginan menulis hilang, seiring dengan hilangnya motivasi di kepoin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun