Mohon tunggu...
Agung Pramono
Agung Pramono Mohon Tunggu... Guru - Guru dan penulis

Agung Pramono berprofesi sebagai guru. Hoby menulis, olah raga dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pertemuan Begitu Menggoda, Selanjutnya...

26 September 2022   13:20 Diperbarui: 26 September 2022   13:35 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Salam kompasioner, semoga Bapak dan Ibu sehat dan bahagia selalu.

Dalam dunia iklan ada iklan yang mengatakan bahwa awal pertemuan begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda.  Memang sih, kalau kita melihat sesuatu jika dari pandangan pertama sudah mempesona maka selanjutnya kita akan memburu sesuatu tersebut hingga dapat.

Permasalahannya adalah apabila awal yang menggoda namun cara kita menyikapi yang salah maka pertemuan tersebut tentunya tidak akan berlanjut ke pertemuan berikutnya.  Coba kita pikir kalau langkah pertama salah, atau pertemuan pertama begitu  menjemukan tentunya dapat dipastikan tak ada kelanjutan yang menggembirakan.

Dalam dunia catur jika kita salah menyikapi atau salah melangkahkan anak  catur maka berarti mati. Raja yang begitu kuat dan gagah bisa mati karena di skak dari pion yang kecil.

Dalam kehidupan salah langkah berarti melangkah yang tak semestinya.  Bisa saja salah jalan hidup atau salah dalam menentukan sesuatu.  Misalnya yang seharusnya kita ambil peluang A ternyata kita ambil peluang B, ternyata di B kita tidak bisa berkembang.

Aku berjalan di stasiun Palmerah. Mengejar mimpi menuai asa. Dalam menggapai cita-cita aku selalu mengejar kereta. Kereta yang selalu setia menantiku. Kereta menjadi andalanku.

Sampai di stasiun ku lihat sesosok wanita nan ayu berkulit bersih, rambut lurus dengan wajah keibuan. Dilihat posisinya dia sama denganku menunggu kereta. Kalau urusan ada gadis ayu tentunya aku paling pertama untuk mengenalnya. Apalagi ku lihat dia tersenyum padaku...(gubrak)

" Bu, namanya siapa"? tanyaku hati-hati sembari mengulurkan tanganku

Wanita didepanku yang menurutku wajahnya keibuan itupun menjawab " Anita pak" tanganku pun dipegangnya pertanda perkenalan.

"Bu Anita ini, cantik dan keibuan kayaknya" jurus mautku pun keluar.

" Ah bapak bisa saja. Memang aku nampak ibu- ibu ya, kok keibuan. Seakan aku sudah tua" jawabnya sembari memberikan senyum kecut.”saya masih muda pak.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun