Teluk Biscay, 27 Mei 2025 -- Sebuah penelitian terbaru oleh Krista McGrath, dkk. mengungkap bahwa manusia prasejarah di Eropa sudah memanfaatkan tulang paus untuk membuat alat berburu sejak 20.000 tahun lalu. Temuan ini memberikan gambaran menarik tentang bagaimana manusia purba beradaptasi dengan kehidupan pesisir dan memanfaatkan sumber daya laut. Â
Paus: Sumber Daya Penting Manusia Purba
Paus dikenal sebagai hewan terbesar di Bumi, dan di masa lalu, populasi mereka jauh lebih banyak sebelum penangkapan besar-besaran mengurangi jumlahnya. Studi yang dipublikasikan di Nature Communications ini menunjukkan bahwa manusia pada zaman Paleolitik Akhir (Magdalenian) tidak hanya memanfaatkan daging paus tetapi juga tulangnya untuk membuat berbagai alat. Â
Tim peneliti internasional menganalisis 173 spesimen tulang paus dari 26 situs arkeologi di sekitar Teluk Biscay, yang membentang dari Spanyol utara hingga Prancis barat daya. Dengan menggunakan teknik canggih seperti Zooarchaeology by Mass Spectrometry (ZooMS), penanggalan radiokarbon, dan analisis isotop, mereka berhasil mengidentifikasi setidaknya lima spesies paus yang digunakan manusia pada masa itu. Â
Spesies Paus yang Dimanfaatkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manusia Magdalenian memanfaatkan: Â
- Paus sirip (Balaenoptera physalus) -- paling banyak ditemukan Â
- Paus sperma (Physeter macrocephalus) -- sering digunakan untuk mata tombak Â
- Paus abu-abu(Eschrichtius robustus) -- bukti baru kehadirannya di Atlantik Â
- Paus biru(Balaenoptera musculus) Â
- Porpoise(Phocoenidae) Â
"Kami terkejut menemukan tulang paus abu-abu karena spesies ini dianggap sudah punah di Atlantik ribuan tahun sebelumnya," kata Dr. Jean-Marc Ptillon, salah satu penulis studi. Â
Tulang Paus Dibentuk Jadi Alat Berburu
Sebagian besar tulang paus yang ditemukan telah diubah menjadi alat berburu, seperti mata tombak dan gagang senjata. Para peneliti menduga, manusia purba memilih tulang paus karena ukurannya yang besar dan sifatnya yang kuat. Â
"Paus sperma mungkin menjadi favorit karena rahangnya yang lurus dan mudah dibentuk," tambah Ptillon. Â
Selain itu, di situs Santa Catalina di Spanyol, ditemukan banyak fragmen tulang paus yang tidak dikerjakan. Diduga, tulang-tulang ini digunakan sebagai bahan bakar atau diolah untuk diambil minyaknya. Â
Puncak Pemanfaatan Paus 17.000 Tahun Lalu
Penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa penggunaan tulang paus mencapai puncaknya antara 17.500--16.000 tahun yang lalu. Namun, setelah 16.000 tahun lalu, bukti penggunaan tulang paus tiba-tiba berkurang. Â
"Perubahan iklim atau pergeseran budaya mungkin menjadi penyebabnya," kata Dr. Alexandre Lefebvre, peneliti lain dalam studi ini. Â
Apa Arti Temuan Ini?
Studi ini tidak hanya mengungkap hubungan manusia purba dengan paus tetapi juga memberikan gambaran tentang kekayaan ekosistem Teluk Biscay di masa lalu. Â
"Laut saat itu penuh dengan kehidupan, dan manusia purba pandai memanfaatkannya," kata Krista McGrath, salah satu peneliti utama. Â
Temuan ini juga menegaskan bahwa adaptasi pesisir telah menjadi bagian penting dalam evolusi manusia sejak puluhan ribu tahun lalu. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI