Chip & Dan Heath dalam Made to Stick merumuskan enam elemen agar pesan "lengket" di kepala. Pesannya ia singkat sebagai "SUCCES":
* Simple, ide intinya jelas dan sederhana.
* Unexpected, ada kejutan yang menarik perhatian. Hal baru, tak terpikirkan, atau wow!
* Concrete, gunakan contoh nyata, bukan abstrak. Kisah sukses atau ironis, pengalaman unik, atau hal yang baru terjadi.
* Credible, didukung data atau otoritas. Bisa juga hasil temuan dan riset ilmiah.
* Emotional, menyentuh perasaan, bukan sekadar logika. Karena hati, hanya bisa disentuh dengan hati.
* Story, dikemas dalam cerita yang mudah diingat.Â
Dari pengalaman saya mendampingi para pemimpin muda di bidang manajemen operasi dan manajemen risiko, ada pola menarik yang berulang. Sering kali cukup tiga elemen utama -simple, emotional, dan story -untuk membuat pesan singkat bertahan lama di ingatan tim.
Studi Kasus Lapangan: Dari Jargon ke Metafora
Seorang peserta coaching, pernah saya minta menyampaikan visi timnya dalam waktu 5 menit. Versi awalnya penuh jargon:
"Kita akan melakukan optimalisasi workflow berbasis digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi operasional."
Setelah latihan, ia mengubahnya menjadi:
"Saya ingin tim ini bekerja seperti orkestra. Setiap orang memainkan instrumen berbeda, tapi ketika digabung menghasilkan musik indah. Digitalisasi adalah konduktor yang membuat semuanya selaras."
Contoh lain, ada seorang GM yang memaparkan program risk manajemen untuk satu tahun kedepan di rapat kerja nasional. Ia bilang, "Rekan-rekan sekalian, kita harus memberikan atensi penuh pada implementasi program risk management. Jika program ini tidak dijalankan dengan konsisten, potensi kerugian bisa meningkat hingga 16 kali lipat dibandingkan kasus sebelumnya."
Sementara, seorang manager senior nampak lebih apik dan menarik penyampaiannya. Ia bilang,
"Risk management itu sebenarnya sederhana. Bayangkan kita sedang menyiapkan payung sebelum hujan. Tugas kita adalah memikirkan apa yang sering terlewat, lalu segera bertindak sebelum masalah benar-benar turun seperti badai. Lebih baik kita buka payung lebih awal daripada kebasahan dan kerepotan saat hujan deras datang. Intinya, tugas kita adalah memikirkan yang tak terpikirkan."
Hasilnya, tim langsung mengangguk. Pesan itu konkret, emosional, dan bercerita. Ingat, kesederhanaan adalah kekuatan.
Tips Praktis Membuat Pesan Singkat yang Berkesan
Berdasarkan pengalaman saya mendampingi puluhan tim, berikut cara sederhana yang bisa dilatih:
* Tentukan satu ide utama. Tanyakan: "Kalimat apa yang ingin orang ulangi setelah saya bicara?"
* Gunakan struktur tiga bagian. Pembuka, isi. lalu penutup singkat dan emosional.
* Masukkan cerita nyata. Cerita personal lebih mudah diingat ketimbang angka kering.
* Pilih bahasa konkret. Alih-alih "tingkatkan pelayanan", katakan "bayangkan pelanggan menunggu 30 menit tanpa jawaban."
* Latih durasi lima menit. Rekam, dengarkan ulang, lalu uji: apakah audiens bisa mengulang inti pesannya?
Pesan yang Bertahan, Lebih dari Sekadar Didengar
Di ruang rapat, di layar Zoom, atau dalam percakapan santai, seorang pemimpin selalu dihadapkan pada pilihan: ingin terdengar pintar, atau ingin benar-benar didengar.
Komunikasi efektif bukan soal panjang kata, melainkan seberapa lama pesan hidup di benak orang lain.