Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Transformative Human Development Coach | Penulis 3 Buku

Agung MSG – 🌱 Transformative Human Development Coach ✨ Mendampingi profesional bertumbuh lewat self-leadership, komunikasi, dan menulis untuk reputasi. 📚 Penulis 3 buku dan 1.400+ artikel (79 Headline, 98% Highlight) di Kompasiana. 💡 Penggagas HAI Edumain – filosofi belajar dan berkarya dengan hati, akal, dan ilmu. 📧 agungmsg@gmail.com | 🔗 bit.ly/blogagungmsg | 📱 @agungmsg | 📞 +62 813-2045-5598 🔖 #TransformativeCoach #LeadershipWriting #GrowWithAgung

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bagaimana Pesan Singkat Bisa Menggerakkan Tim? Ini Seni Penyampaiannya

10 September 2025   11:45 Diperbarui: 10 September 2025   12:39 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kata sederhana yang kuat bisa lebih berpengaruh daripada presentasi panjang. Pesan singkat yang tepat bisa menggerakkan tim.|BPTD Sumut

Chip & Dan Heath dalam Made to Stick merumuskan enam elemen agar pesan "lengket" di kepala. Pesannya ia singkat sebagai "SUCCES":

* Simple, ide intinya jelas dan sederhana.
* Unexpected, ada kejutan yang menarik perhatian. Hal baru, tak terpikirkan, atau wow!
* Concrete, gunakan contoh nyata, bukan abstrak. Kisah sukses atau ironis, pengalaman unik, atau hal yang baru terjadi.
* Credible, didukung data atau otoritas. Bisa juga hasil temuan dan riset ilmiah.
* Emotional, menyentuh perasaan, bukan sekadar logika. Karena hati, hanya bisa disentuh dengan hati.
* Story, dikemas dalam cerita yang mudah diingat. 

Dari pengalaman saya mendampingi para pemimpin muda di bidang manajemen operasi dan manajemen risiko, ada pola menarik yang berulang. Sering kali cukup tiga elemen utama -simple, emotional, dan story -untuk membuat pesan singkat bertahan lama di ingatan tim.

Studi Kasus Lapangan: Dari Jargon ke Metafora

Seorang peserta coaching, pernah saya minta menyampaikan visi timnya dalam waktu 5 menit. Versi awalnya penuh jargon:
"Kita akan melakukan optimalisasi workflow berbasis digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi operasional."

Setelah latihan, ia mengubahnya menjadi:
"Saya ingin tim ini bekerja seperti orkestra. Setiap orang memainkan instrumen berbeda, tapi ketika digabung menghasilkan musik indah. Digitalisasi adalah konduktor yang membuat semuanya selaras."

Contoh lain, ada seorang GM yang memaparkan program risk manajemen untuk satu tahun kedepan di rapat kerja nasional. Ia bilang, "Rekan-rekan sekalian, kita harus memberikan atensi penuh pada implementasi program risk management. Jika program ini tidak dijalankan dengan konsisten, potensi kerugian bisa meningkat hingga 16 kali lipat dibandingkan kasus sebelumnya."

Sementara, seorang manager senior nampak lebih apik dan menarik penyampaiannya. Ia bilang,
"Risk management itu sebenarnya sederhana. Bayangkan kita sedang menyiapkan payung sebelum hujan. Tugas kita adalah memikirkan apa yang sering terlewat, lalu segera bertindak sebelum masalah benar-benar turun seperti badai. Lebih baik kita buka payung lebih awal daripada kebasahan dan kerepotan saat hujan deras datang. Intinya, tugas kita adalah memikirkan yang tak terpikirkan."

Hasilnya, tim langsung mengangguk. Pesan itu konkret, emosional, dan bercerita. Ingat, kesederhanaan adalah kekuatan.

Tips Praktis Membuat Pesan Singkat yang Berkesan

Berdasarkan pengalaman saya mendampingi puluhan tim, berikut cara sederhana yang bisa dilatih:
* Tentukan satu ide utama. Tanyakan: "Kalimat apa yang ingin orang ulangi setelah saya bicara?"
* Gunakan struktur tiga bagian. Pembuka, isi. lalu penutup singkat dan emosional.
* Masukkan cerita nyata. Cerita personal lebih mudah diingat ketimbang angka kering.
* Pilih bahasa konkret. Alih-alih "tingkatkan pelayanan", katakan "bayangkan pelanggan menunggu 30 menit tanpa jawaban."
* Latih durasi lima menit. Rekam, dengarkan ulang, lalu uji: apakah audiens bisa mengulang inti pesannya?

Pesan yang Bertahan, Lebih dari Sekadar Didengar

Di ruang rapat, di layar Zoom, atau dalam percakapan santai, seorang pemimpin selalu dihadapkan pada pilihan: ingin terdengar pintar, atau ingin benar-benar didengar.

Komunikasi efektif bukan soal panjang kata, melainkan seberapa lama pesan hidup di benak orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun