"Ingatlah ketika Ibrahim berdoa, 'Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini yang aman dan berikanlah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian" (QS. Al-Baqarah, 2: 126).
Doa ini adalah harapan sekaligus peringatan. Kita membutuhkan pemimpin yang tidak hanya cakap secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas dan ketulusan hati. Hanya dengan begitu, kepercayaan bisa kembali tumbuh, dan Ibu Pertiwi bisa kembali menangis - kali ini, air matanya adalah air mata kebahagiaan.
Mari kita renungkan bersama: kepercayaan adalah modal sosial yang tak ternilai harganya. Tanpanya, bangsa ini akan sulit berdiri tegak. Namun, kepercayaan tidak bisa dibangun hanya dengan harapan. Ia harus diperjuangkan, dijaga, dan dipulihkan oleh setiap elemen masyarakat. Mulailah dari diri sendiri, dari lingkungan terdekat, dan dari hal-hal kecil. Karena hanya dengan begitu, kita bisa membangun kembali negeri ini menjadi tempat yang layak untuk diwariskan kepada generasi mendatang.
Kita masih punya pilihan: tetap diam dan membiarkan kepercayaan semakin terkikis, atau bangkit dan berjuang untuk memulihkannya. Pilihan ada di tangan kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI