Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Apakah Air Mata Kita Menyentuh di Hadapan-Nya?

29 Mei 2023   21:05 Diperbarui: 29 Mei 2023   21:10 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air mata yang tulus mengalir dalam kerendahan hati | Foto: Dokpri

"Tangisan, sebuah amalan para kekasih Allah, bukti kesucian, ketaqwaan, keluhuran jiwa".

Jadilah insan yang penuh dengan airmata,
Yang setiap titikannya mempesona hati,
Menyentuh jiwamu hingga bergetar,
Dalam keindahan nurani yang terbalut jiwa

Apakah setiap mengingat Allah,
Dosa dan kekurangan terungkap dalam hati,
Meneteslah air mata dari mata yang tulus,
Mengiringi penyesalan yang mendalam?

Apakah saat maksiat dilakukan,
Kewajiban terlupakan dan tak terpenuhi,
Tangis penyesalan membasahi pipi,
Itukah ratapan akan kelemahan sang diri ?

Ketika terdengar ayat-ayat Ilahi,
Hati kita luluh, tunduk dalam sujud,
Air mata mengalir mengisi relung jiwa,
Beningkah kekhusyuan kita dalam kebenaran yang ada?

Ataukah hati ini keras dan terlalu kasar,
Tertawa tanpa henti, melupakan tangis,
Terlupa akan betapa berharga menangis,
Kelembutan yang hilang dalam canda dan riuh tawa?

Tangisan, sebuah amalan para kekasih Allah,
Bukti kesucian, ketaqwaan, keluhuran jiwa,
Kehalusan hati nurani, kesetiaan, dan kerendahan hati,
Syukurkah kita atas kelembutan dan takut saat merenung?

Apakah kita merasakan rahmat yang dikurniakan,
Karena Allah, Yang Maha Penyayang,|
Ketika air mata mengalir di pipi,
Menghiasi doa yang disampaikan?

Apakah dalam keseharian kita,
Peduli dan peka terhadap penderitaan,
Mengalirkan air mata dengan cepat,
Dalam belas kasihan yang tulus?

Apakah kita menangis karena tak mampu berbuat baik,
Belum memenuhi hak-hak yang tercinta,
Atau takut akan siksa yang mendera,
Mengasihi korban musibah sebagai keberuntungan yang hilang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun