Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Selalu saja ada satu cara yang lebih baik, dan lebih baik lagi dengan berbagi

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tangani Karyawan Psikopat dengan Bijak: Strategi dan Pendekatan yang Efektif

19 Februari 2023   06:07 Diperbarui: 19 Februari 2023   22:25 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karyawan Psikopat | Image : Forbes.com

Sabtu Sore pukul 04.43 WIB, telepon saya berdering. Seorang Regional Manager di Indonesia Barat telepon. "Mas, bantu saya ya. Saya punya masalah dengan orang yang selalu mengganggu di tempat kerja. Tiga orang yang dulu saya sampaikan, udah ditanganin dan dijanakkan. Tinggal 2 orang lagi nih, yang kini semakin mengganggu dan intens. Saya tetap harus fokus pada tugas dan tanggungjawab saya yang utama. Bisa bantu kan Mas, untuk nanganinnya ?"

Sebagai orang yang bekerja di bagian Crisis Management Response Team (CMRT), saya katakan : "Ya, siap".

Cerita Regman selama 26 menit 11 detik ini sudah saya catat dengan baik. Lalu saya katakan, "Baik Bu, hari Senin saya akan tugaskan salah satu staf saya untuk nanganin ini. Dia akan melihat kinerja pribadinya selama 6 semester terakhir, absensinya, koordinasi kerja dengan koleganya, percakapan intranetnya dan aktivitas searchingnya 3 bulan terakhir, utang koperasinya kalau pun ada, dan lain-lain. Fasilitas Google Alert akan dihidupkan, memori hardisk di laptop dan desktopnya akan diakses. Rekaman CCTV juga akan diakses 2 bulan terakhir. Staf saya sudah cukup terlatih menangani ini. Senin akan saya sampaikan pada staf saya, hari Selasa In Syaa Allah akan terbang ke tempat Ibu. Kebetulan Rabunya, dia memang punya rencana ke regional Ibu untuk risk survey rutin."

Lalu, saya buat catatan singkat :

1. Tugas : Regional Manager Indonesia Barat
2. Kategori : HR Risk
3. Tanggal pengaduan : Sabtu, 16.43 sore
4. Status : Dark Star
5. Misi : Dugaan psikopat, bukan sosiopat
6. Prakiraan Dampak : Staf Inti Regman IndBar (Skala kerusakan : 1 / 4)
7. Kerugian : Berpotensi sudah melakukan penyalahgunaan wewenang & dugaan korupsi / unproffesional conduct.
8. Penilaian : Penting dan mendesak
9. Petugas : Manager Analisa Risiko / FR-CMRT 002
10. Petugas pendamping : Tidak diperlukan
11. Anggaran : Regional Cabang / HRD
12. Durasi tugas : 2 hari
13. Modus kasus : pernah terjadi 4 kali sejak 2011
14. Sebaran kasus : Pernah terjadi di 3 regional area
15. Koordinasi : HR Regional, Security, Loss Prevention, Departemen Hubungan Industrial & Departemen Legal
16. Dasar Penanganan : Aturan Perusahaan dan Code of Conduct
17. Business Continuity Plan untuk Psikopat : Belum ada


Itulah penggalan cerita dari orang yang bermasalah di tempat kerja. Orang yang memiliki karakteristik atau berperilaku psikopat. Orang psikopat ini bisa bekerja di mana saja, di bagian mana saja, dan di level apa pun.

Karyawan Psikopat

Psikopati sendiri adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan kurangnya empati dan rasa bersalah, perilaku impulsif, dan kesulitan dalam berinteraksi sosial. Ia juga tidak peduli dengan konsekuensi dari tindakannya. Namun, sebagian besar orang yang memiliki gangguan kepribadian psikopatik tidak melakukan tindakan kriminal atau kekerasan.

Mereka bisa hidup dan bekerja seperti orang biasa, dan seringkali disebut sebagai orang yang irian, pendengki, atau negatif thinking. Umumnya, orang dengan psikopati mendambakan kekuasaan dan posisi dominan. Juga cerdas, menguasai detail, manipulative, serta komunikator yang luar biasa dam menawan. Tapi dia tidak memiliki kemampuan untuk belajar dari kesalahan atau hukuman.

Namun, ketika seorang karyawan dengan gangguan kepribadian psikopatik melakukan tindakan yang merugikan, maka institusi pemerintah atau perusahaan swasta tempatnya bekerja harus bertindak untuk mengatasi masalah tersebut. Dukungan dan bantuan dapat diberikan, sanksi yang sesuai dengan tindakan yang dilakukan juga harus diberikan, dan keselamatan dan kesejahteraan karyawan serta masyarakat yang dilayani harus dijamin.

Gejala gangguan kepribadian psikopatik

Gangguan kepribadian psikopatik memiliki ciri-ciri perilaku dan gejala yang khas. Ada beberapa gejala umum yang sering ditemukan pada individu dengan gangguan kepribadian psikopatik. Yaitu antara lain : kurangnya empati dan rasa bersalah terhadap orang lain, perilaku impulsif tanpa memikirkan konsekuensi. Gejala lainnya bisa berupa manipulasi, pembohongan, kekerasan (meskipun tidak selalu), dan ketidakstabilan emosional.

Seorang psikolog, bisasanya suka mendiagnosis gangguan kepribadian psikopatik ini melihat tidak hanya pada gejala yang ditunjukkan. Tetapi juga pada pola perilaku jangka panjang, dan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Jika ada karyawan yang mengalami gejala-gejala tersebut, sangat disarankan untuk mencari bantuan dari tenaga medis terlatih melalui bagian SDM.

Psikopat Mencari Kekuasaan dan Kepuasan Pribadi

Individu dengan gangguan kepribadian psikopatik memiliki motivasi dan tujuan yang berbeda-beda. Namun, kebanyakan dari mereka mencari kekuasaan, kontrol, dan kepuasan pribadi tanpa memperhatikan perasaan atau kesejahteraan orang lain. Mereka cenderung menggunakan manipulasi, pembohongan, dan kekerasan untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Tujuan dan motivasi lain yang mungkin dicari oleh psikopat antara lain: kebutuhan untuk merasa "hidup", merasa superior, atau hanya memperoleh keuntungan pribadi tanpa memperdulikan perasaan orang lain. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua psikopat memiliki tujuan atau motivasi yang sama. Setiap individu memiliki keinginan yang berbeda-beda dan tidak semuanya melakukan tindakan kekerasan atau merugikan orang lain.

Karakteristik yang Membuat Seseorang Rentan Jadi Sasaran Psikopat

1. Orang dengan gangguan kepribadian psikopatik dapat memilih siapa pun sebagai target, tapi ada beberapa karakteristik yang membuat seseorang lebih mudah jadi sasaran. Beberapa faktor yang dapat memperbesar kemungkinan jadi target psikopat meliputi:

2. Orang yang terlalu percaya: Sifat mudah percaya dan terlalu mempercayai orang lain, membuat seseorang lebih rentan dijadikan korban psikopat. Pasalnya, psikopat dapat memanfaatkan kepercayaan ini dengan taktik manipulatif demi keuntungan pribadi.

3. Orang yang empatinya tinggi: Rasa empati yang tinggi dan mudah merasa simpati terhadap orang lain, membuat seseorang rentan dijadikan target psikopat. Pasalnya, psikopat tidak memiliki kemampuan merasakan empati atau simpati, dan memanfaatkan kelemahan ini untuk kepentingan pribadi.

4. Orang yang rentan secara finansial: Kondisi finansial yang kurang stabil atau butuh bantuan keuangan, membuat seseorang jadi sasaran psikopat. Pasalnya, psikopat dapat menggunakan taktik manipulatif dan pembohongan demi memperoleh keuntungan finansial.

5. Orang yang terlalu sopan dan menghindari konflik: Sifat terlalu sopan dan enggan berkonflik, membuat seseorang lebih mudah dijadikan korban psikopat. Pasalnya, psikopat dapat menggunakan kekerasan dan intimidasi untuk mencapai tujuannya, dan orang yang terlalu sopan serta enggan berkonflik rentan jadi sasaran.

Namun, perlu diingat bahwa karakteristik-karakteristik ini tidak selalu mengarahkan seseorang jadi target psikopat. Tiap individu unik, dan faktor lingkungan, sosial, dan psikologis lainnya dapat memengaruhi apakah seseorang menjadi target atau tidak.

Tips Menghadapi Orang Psikopat di Tempat Kerja

Menghadapi seseorang dengan gangguan kepribadian psikopatik di kantor bisa jadi tantangan yang sulit. Namun, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengelola interaksi Anda dengan orang tersebut :

1. Maintain ketenangan dan objektivitas: Jangan biarkan perilaku orang tersebut mempengaruhi emosi Anda. Lebih baik tetap tenang dan objektif dalam interaksi dengan mereka. Ingatlah bahwa Anda tak bisa mengubah kepribadian mereka, namun Anda bisa mengontrol reaksi Anda terhadap mereka.

2. Memegang kendali diri: Jangan biarkan orang tersebut memanipulasi atau memaksa Anda untuk bertindak diluar nilai atau etika Anda. Selalu memegang kendali diri dan tetap konsisten dengan prinsip-prinsip Anda.

3. Jangan memberikan kuasa pada orang tersebut: Jangan biarkan orang tersebut mengambil kendali atau mempengaruhi keputusan Anda. Anda harus tetap berada dalam posisi yang kuat dan mempertahankan kekuatan Anda dalam interaksi tersebut.

4. Gunakan komunikasi yang jelas dan tegas: Berbicaralah dengan jelas dan tegas dengan orang tersebut. Hindari bahasa tubuh yang tak memperlihatkan keyakinan dan tetap menghindari konfrontasi atau argumen yang tak perlu.

5. Dapatkan dukungan: Jika Anda merasa kesulitan menghadapi orang dengan gangguan kepribadian psikopatik, Anda bisa mencari dukungan dari rekan kerja atau sumber daya di luar organisasi Anda, seperti psikolog atau konselor.

Namun, perlu diingat bahwa menghadapi orang dengan gangguan kepribadian psikopatik dapat jadi situasi yang sulit dan memerlukan waktu serta usaha untuk dikelola. Jika perilaku mereka menyebabkan kekhawatiran atau membahayakan keamanan dan kesehatan Anda, sebaiknya segera mencari bantuan dari atasan atau pihak yang berwenang di organisasi Anda.

Menghadapi Psikopat dengan Efektif

Menghadapi seseorang dengan kepribadian psikopatik di tempat kerja bisa jadi tantangan sulit yang memerlukan pendekatan hati-hati. Namun, ada beberapa tips yang dapat membantu Anda menghadapi mereka dengan cara yang efektif :

1. Tetaplah tenang dan jangan terbawa emosi negatif. Hindari bertindak impulsif atau merespons dengan marah atau frustrasi karena hal ini bisa memperburuk situasi.
2. Tetap profesional dan jangan terjerat dalam drama atau konflik yang tidak perlu. Jangan terjebak dalam permainan psikologis yang dimainkan oleh orang tersebut.
3. Fokus pada tugas dan tanggung jawab. Dalam lingkungan kerja, yang terpenting adalah fokus pada tugas dan tanggung jawab. Dengan tetap fokus pada tugas dan tanggung jawab, Anda dapat membantu menjaga agar lingkungan kerja tetap produktif dan profesional.
4. Pelajari karakteristik kepribadian psikopatik. Dengan memahami karakteristik umum dari kepribadian psikopatik, Anda dapat mengembangkan strategi untuk berinteraksi dengan orang tersebut secara lebih efektif.
5. Cari tahu apa yang ingin mereka capai. Orang dengan kepribadian psikopatik seringkali memiliki motif yang kuat untuk mencapai sesuatu, seperti kekuasaan, pengaruh, atau kekayaan. Dengan mengetahui apa yang mereka inginkan, Anda dapat mengatur hubungan kerja dengan lebih baik.
6. Gunakan logika dan data dalam percakapan. Kepribadian psikopatik cenderung lebih mampu berbicara dengan percakapan yang persuasif dan bahkan manipulatif. Oleh karena itu, cobalah untuk berbicara dengan data dan fakta yang kuat agar dapat mempertahankan posisi Anda dengan jelas.
7. Jangan menunjukkan ketakutan atau kelemahan Anda. Orang dengan kepribadian psikopatik cenderung mencari kelemahan dan menggunakan informasi ini untuk mempengaruhi atau memanipulasi orang lain.
8. Buat jarak dan batasi interaksi Anda dengan orang tersebut jika memungkinkan. Hindari berbicara tentang topik sensitif atau pribadi, dan pertahankan batasan yang jelas. Selalu jaga batasan diri dan ingat bahwa Anda memiliki kendali atas tindakan dan respons Anda sendiri. Jangan biarkan orang lain mempengaruhi Anda untuk melakukan sesuatu yang tidak Anda inginkan.
9. Jangan memberikan kesempatan untuk memanipulasi. Orang dengan kepribadian psikopatik seringkali memanipulasi orang lain untuk mencapai tujuan mereka. Untuk menghindari manipulasi, jangan berikan terlalu banyak informasi pribadi atau lemahkan posisi Anda.
10. Terapkan teknik komunikasi yang efektif. Untuk menghindari konflik atau memperburuk situasi, terapkan teknik komunikasi yang efektif seperti mendengarkan dengan baik, mempertimbangkan sudut pandang orang lain, dan menghindari penggunaan bahasa yang menyerang atau memicu konflik.
11. Hindari menjadi korban dari perilaku yang tidak etis atau merugikan. Berbicaralah dengan atasan atau sumber daya manusia jika Anda merasa dirugikan atau diperlakukan secara tidak adil.
12. Carilah dukungan dari rekan kerja lain yang dapat membantu memperkuat pandangan positif tentang diri Anda dan memberikan dukungan moral.

Peran dan Kebijakan Bagian SDM

Bagian SDM memegang peran penting dalam menangani perilaku psikopatik di tempat kerja. Untuk itu, terdapat beberapa kebijakan yang dapat diterapkan untuk memastikan karyawan dengan perilaku tersebut dapat diatasi, yaitu:

Pertama, bagian SDM dapat membuat kebijakan kesehatan mental yang terperinci dan jelas. Kebijakan ini meliputi dukungan dan konseling bagi karyawan yang memerlukan bantuan terkait kesehatan mental. Dengan demikian, karyawan yang berperilaku psikopatik dapat memperoleh perhatian yang tepat.

Kedua, proses seleksi karyawan dapat diperketat untuk mengidentifikasi calon karyawan yang berisiko tinggi memiliki kepribadian psikopatik. Penilaian psikologis atau wawancara mendalam dapat dilakukan untuk mengidentifikasi perilaku psikopatik.

Ketiga, pelatihan dan pengembangan karyawan terfokus pada peningkatan keterampilan interpersonal dan manajemen konflik. Hal ini dapat membantu karyawan mengelola hubungan dengan rekan kerja, termasuk mereka yang memiliki kepribadian psikopatik.

Keempat, aturan dan kode etik harus diterapkan secara konsisten untuk semua karyawan, termasuk karyawan dengan kepribadian psikopatik. Kebijakan disiplin yang ketat harus diterapkan untuk menindak karyawan yang melanggar aturan dan kode etik.

Kelima, bagian SDM harus membuat kebijakan perusahaan yang jelas terkait perilaku psikopatik di tempat kerja. Kebijakan ini mencakup prosedur pelaporan, investigasi, dan tindakan yang tepat dalam menangani karyawan dengan kepribadian psikopatik.

Dengan kebijakan yang jelas dan terstruktur dari bagian SDM, diharapkan dapat membantu mengidentifikasi, mencegah, dan menangani perilaku psikopatik di tempat kerja. Hal ini sangat penting untuk menjaga lingkungan kerja yang sehat, nyaman, dan produktif bagi seluruh karyawan.

Kesimpulan :

Karyawan dengan gangguan kepribadian psikopatik bisa bekerja di mana saja dan di level apa pun. Oleh karena itu, institusi pemerintah atau perusahaan swasta harus memiliki aturan dan tindakan yang sesuai untuk mengatasi masalah ini. Dukungan dan bantuan dapat diberikan, sanksi yang sesuai dengan tindakan yang dilakukan juga harus diberikan, dan keselamatan dan kesejahteraan karyawan serta masyarakat yang dilayani harus dijamin.

Gangguan kepribadian psikopatik memiliki ciri-ciri perilaku dan gejala yang khas, seperti kurangnya empati dan rasa bersalah terhadap orang lain, perilaku impulsif tanpa mempertimbangkan konsekuensi, dan kesulitan dalam berinteraksi sosial. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki strategi dan prosedur penanganan HR Risk yang jelas dan terencana, serta mempertimbangkan pengembangan Business Continuity Plan untuk Psikopat. Penting juga untuk memeriksa kinerja dan aktivitas karyawan secara berkala untuk mencegah dan mengatasi gangguan yang dapat merugikan perusahaan. Kerjasama dan koordinasi antara bagian terkait secara internal juga sangat penting untuk mengatasi masalah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun